Foto : Dokumen STAIN Kudus |
Secara
prosedur kebijakan mendirikan Prodi (progam studi) baru dimulai
dari perencanaan,
penyusunan proposal dan pengajuan
untuk kemudian
diproses. Sesuai dengan
yang disyaratkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia di dalam
proposal itu juga harus
mencantumkan jumlah tenaga
pendidik (dosen). Barulah Kementerian Agama memberikan
izin terkait adanya prodi
baru yang dicanangkan.
STAIN
Kudus sudah melaksanakan prosedur tersebut guna mewujudkan impian membuka
delapan Prodi baru. Empat pada Jurusan Tarbiyah dan empat lainnya dari Jurusan
Syariah. Tiga Prodi yakni Hukum Ekonomi Syariah, Tadris
Bahasa Inggris dan IPS sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) dari Kementerian
Agama RI. Lima lainnya
masih mengantre.
Selain
berkonsekuensi harus merekrut dosen baru, pembukaan Prodi baru tersebut harus
pula disertai penambahan fasilitas. Baik ruang kelas, hingga fasilitas
penunjang pembelajaran lainnya. Siapkah Kampus Hijau penuhi tuntutan itu
sehingga pembukaan prodi baru itu bukan hanya ambisi yang dipaksakan?
Ketua
Jurusan Tarbiyah, Kisbiyanto menandaskan jika persiapan untuk menunjang
pembukaan prodi baru itu sudah direncakan secara matang. Untuk mengejar
persyaratan minimal enam dosen baru, STAIN
Kudus sudah melakukan perekrutan dosen baru
yang menurutnya cakap. Perekrutan sudah dilakukan sejak
sebelum pengajuan.
Di
antara dosen yang baru direkrut melalui proses seleksi tersebut, kata
Kisbiyanto yakni dosen
Bahasa Inggris yang merupakan lulusan alumni S2 Bahasa Inggris dari sejumlah kampus ternama. Dosen-dosen tersebut berstatus calon pegawai
negeri sipil (CPNS). Juga beberapa dosen tetap Non PNS lulusan Biologi,
Matematika, Kimia dan Ekonomi Syari’ah.
Untuk
mempersiapkan dosen tersebut, Kisbiyanto menyebut STAIN Kudus sudah cukup
berpengalaman. Salah satunya berbekal pengalaman saat awal mula pembentukan
prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang kini telah berdiri.
“Dulu saat mendirikan jurusan PGMI, STAIN bahkan sampai
‘menyekolahkan’ dosen yang sudah ada,” ungkap Kisbiyanto.
Meski
demikian, dalam perekrutan dosen baru tak lepas dari masalah. Menurut
Kisbiyanto, masalah utama yakni adanya moratorium CPNS yang mengakibatkan
sulit untuk mengangkat dosen baru.
Alhasil, skema perekrutan kebanyakan memang mengangat dosen tetap non PNS.
Selain itu, pendaftar mahasiswa baru selalu bertambah setiap tahunnya juga menjadi kendala penyesuaian rasio dosen.
Bicara tentang prodi dan dosen baru, komponen lain yang tak kalah
penting dalam proses pembelajaran yaitu gedung dan fasilitas pendidikan. Karena
dalam perencanaan pendidikan ruang kelas juga menjadi
skala prioritas dalam
persyaratan pengajuan prodi baru.
Demikian
itu penting sebab pengelolaan kelembagaan tidak akan maksimal tanpa ditunjang
fasilitas yang memadai. Misalnya saja pada prodi baru, Biologi yang memang
memang membutuhkan laboratorium dan fasilitas lainnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua II
STAIN Kudus, Ahmad Supriyadi, menyampaikan bahwa anggaran pembangunan dan
pengembangan fasilitas sebenarnya sudah diajukan tahun ini. Namun, sebagaimana
prosedur yang berlaku anggaran tersebut baru bisa direalisasikan pada 2017
mendatang. Beberapa yang hendak dibangun yaitu gedung terpadu, perpustakaan,
ruang kelas dan laboratorium.
Gedung terpadu nantinya menjadi
tempat pembelajaran prodi yang serumpun. Maksudnya, baik itu ruang kelas, ruang
dosen dan tenaga pegawai akan menjadi satu atap. Masing-masing akan menjadi fakultas yang mandiri dan
mempunyai gedung sendiri mulai dari Tarbiyah, Syari’ah, Dakwah serta Ushuluddin.
“Gedung terpadu itu nantinya juga
dilengkapi dengan laboratorium dan perpustakaan sebab itu merupakan jantungnya
perguruan tinggi,” tuturnya.
Saat ini gedung baru disiapkan untuk
kelas belajar mahasiswa yang sudah dalam tahap penyelesaian akhir (finishing). Tahap demi
tahap pemenuhan fasilitas dan sarana prasarana demi menunjang kualitas kampus
yang berdiri tegak di Conge Ngembalrejo itu.
Yang
diperlukan lagi, imbuh Supriyadi, ialah manajemen kampus yang satu visi, termasuk juga alumni untuk
berperan memajukan kampus
tercinta STAIN Kudus. []
oleh : Sari Rahmawati