Kebersamaan para anggota OK menyatakan aspirasinya di depan gedung rektorat STAIN Kudus Foto : ISTIMEWA |
PARIST- Bukan saja masalah pendanaan yang dibahas pada Public Hearing, Selasa (1/11). Senat
Mahasiswa (SEMA) dan delegasi antar OK (Organisasi Kemahasiswaan) didampingi
pembina masing-masing, membahas tentang masalah masalah yang dihadapi oleh OK.
Terutama masalah fasilitas dan sarana-prasarana yang kurang maksimal.
Tepat
jam 09.00 WIB, acara dimulai. Dengan mengusung tema Menuju Organisasi Kemahasiswaan yang Akuntabel dan Maslahah, diupayakan
untuk OK yang ada saling bertukar pikiran demi menemukan solusi bersama.
Mengenai fasilitas menjadi pembicaraan hangat dalam diskusi tersebut.
Salah
satunya adalah UKM JQH (Jam’iyah Qurro’
Walhuffadz) yang disampaikan oleh Joko selaku ketua. Ia menjelaskan mengenai
fasilitas berupa tempat pelatihan rebana yang kurang luas. Dalam pelatihan
rebana yang dilaksanakan bisa mencapai 30 orang, sehingga memperlukan ruang
lebih.
Senasib
yang dialami oleh UKM LDK (Lembaga Dakwah Kampus) yang diwakili oleh Mulyani juga
menyesalkan mengenai tempat. “UKM kami berada di dekat mushola, di sana keadaan
atap memperihatinkan. Ketika turun hujan banyak tempat yang
kebocoran. Tak terkecuali di dalam WC perempuan dan
ruangan UKM,” ungkapnya.
Selain
itu, terkait dengan keamanan juga menjadi perhatian bersama. “Dulu pernah ada
kasus kehilangan barang di mushola bagian perempuan yang dilaporkan kepada
kami. Anehnya pihak kehilangan tidak melapor kepada satpam. Ini menjadi
kekhawatiran terhadap keamanan di lingkup mushola khususnya seluruh kampus,”
tambah Mulyani. Kebijakan pemasangan CCTV seharusnya ada di seluruh sudut
ruangan. Inilah yang diharapkan oleh seluruh pihak yang ada di sekitar mushola.
Permasalahan
ini menjadi ironi di mata STAIN, sehingga menjadi perhatian lebih di pandangan
Saekhan Muchith selaku Wakil Ketua satu. Ia mengatakan, kondisi yang ada
harus segera ditindaki mengingat di STAIN ini menjadi barometer di kalangan mahasiswa. Sebagai tempat ibadah
harus ada rasa aman, mungkin ditambah dengan CCTV bisa meminimalisir kehilangan
barang di mushola.
Senada
yang dikatakan Saekhan, Supriyadi selaku Wakil Ketua dua mengatakan, untuk
mushola akan diupayakan perbaikan segera. Melalui prosedur
dan anggaran yang disediakan.
“Lagi-lagi
semua harus dibicarakan dengan bersama agar tidak ada salah paham antara
pengurus OK dan pimpinan,” tambahnya.
Selain
kedua UKM berkeluh kesah mengenai tempat, di sisi lain, UKM PALWA (Pecinta
Alam Mahasiswa) 51 yang disampaikan oleh Masdul selaku wakil. Ia menguraikan
permasalahan fasilitas berupa Wall
Climbing yang masih minim. “Setiap bulan itu ada undangan lomba dan porseni
dari perguruan tinggi luar, khususnya pada CABOR (cabang olahraga) panjat
tebing. Selain itu juga melihat dari generasi baru banyak yang mempunyai bakat
panjat. Namun, kurang tersampaikan dengan maksimal,” ungkapnya.
Senada
yang dikatakan Masdul, Hamzah selaku perwakilan dari UKM OLGA (Olahraga), menyampaikan
permasalahan mengenai fasilitas berupa tempat GOR yang tidak diperbolehkan
untuk latihan futsal.
Menanggapi
dari keluhan tersebut, Supriyadi memberikan solusi terbaik untuk kemaslahatan
bersama. Jika kebutuhan Wall Climbing sangat
penting, maka langkah alternatifnya bisa menempelkan di tembok sekitar kampus.
Yang terpenting alat Wall Climbing tersebut
bisa awet dan tahan lama. Sedangkan untuk pelatihan rebana UKM JQH nantinya bisa dilaksanakan di gedung PKM atau
Masjid lantai dua. Namun, tetap ada surat menyuratnya agar proses peminjaman
tempat bisa terorganisir dengan baik.
Supriyadi
juga menegaskan, mengenai fasilitas GOR memang tidak bisa digunakan untuk
futsal dan basket. Dikarenakan lantai yang ada terbuat dari kayu pilihan yang sulit
untuk mencari bahan pengganti. Maka dianjurkan di ruang terbuka seperti lapangan
tenis. Sedangkan untuk pelatihan badminton, tenis meja, dan pencak silat boleh
dilakukan di dalam GOR.
Shobirin
selaku Wakil Ketua tiga berpesan kepada seluruh pengurus OK yang berada di
ruangan tersebut. Jangan sampai ada pandangan pimpinan itu mempersulit OK-nya,
karena yang dibimbing itu juga dari mahasiswa STAIN sendiri. Menjaga fasilitas
dan kebersihan sekitar lingkungan kampus menjadi tanggung jawab semua pengurus.
“Mari
kita saling memiliki dan menjaga fasilitas dan lingkungan
OK. Jika lingkungan OK bersih dan nyaman itu bisa menjadi promosi mencari masa
atau generasi baru,” pungkasnya.[]