DILANTIK: Prosesi bai'at PC IPNU IPPNU Kudus oleh perwakilan Pimpinan Pusat IPNU IPPNU |
PARIST- Sebagai organisasi pelajar terbesar di
Indonesia, kader IPNU dan IPPNU memiliki tanggung jawab meneruskan perjuangan
ulama. “Ngader, Nyantri, Mandiri” menjadi tajuk pelantikan Pengurus Cabang (PC)
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
(IPPNU) Kudus di Gedung Olahraga (GOR) STAIN Kudus, Ahad (2/21/2016).
Semua wali yang
dilantik menghadiri pelantikan dan Rapat Kerja (Raker) I tersebut. Turut hadir dalam acara tersebut, Kapolres, Kodim, Dinas
Pariwisata, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus. Termasuk juga Polsek dan
Koramil Kecamatan Bae Kudus.
Tak kalah penting hadir pula seluruh jajaran pengurus IPNU IPPNU
dari ranting, komisariat sampai anak cabang se-Kabupaten Kudus. Perwakilan dari
STAIN Kudus terlihat hadir yakni Saechan Muchit selaku Wakil Ketua I dan
Kisbiyanto sebagai Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kudus sekaligus
Ketua Jurusan Tarbiyah.
Lagu Indonesia raya dan mars IPNU IPPNU disuarakan
oleh paduan suara MA Banat Kudus, menambah semangat hadirin. Prosesi pelantikan berlangsung dengan khitmad, mulai dari pengucapan syahadat
hingga ikrar pertanggungjawaban.
M. Wahyu Saputro (23) dan Khotimatus Saadah
(21) dipercaya mengemban amanah Pelajar NU Kudus dalam periode
2016-2018. Ber-IPNU IPPNU
asyik menjadi jargon pada tahun ini. Jargon asik
diluncurkan agar tidak menjadi organisasi yang monoton. Semboyan asyik ini akan diwujudkan dalam bentuk program terkini seperti
workshop. Menurut Ketua IPNU terpilih, Pelajar NU jangan hanya aktif dalam forum resmi saja. Kader juga harus aktif di media online seperti facebook, twitter, BBM dan yang lainnya. “Memanfaatkan
medsos dengan asik untuk tujuan berdakwah,” tutur Wahyu. Selain itu, konsep
kerja bagi pengurus baru akan diselaraskan di seluruh kabupaten Kudus.
“Dengan pelantikan ini semoga bisa lebih banyak
merangkul, serta lebih bertanggungjawab dalam menjalankan program yang ada,
terutama bagi diri saya sendiri,” ungkap Arin Annisatus Sayyidah (20) sekaligus
sebagai peserta pelantikan.
Tema Ngader, Nyantri dan Mandiri
memiliki makna filosofi menarik untuk dikaji. “Ngader adalah mencari generasi penerus untuk mencetak calon-calon pemimpin yang lebih baik,” ungkap Achmad Syukron, selaku ketua panitia pelaksana.
Menurutnya salah satu cara mencetak calon tersebut adalah dengan nyantri. Nyantri disini tidak hanya dimaknai sebagai
anak yang nyantri di pondok. Akan tetapi juga di segala hal
seperti pendidikan dan pelatihan (diklat).
“Harapannya, dapat mandiri dengan segala tugas dan tanggung
jawab yang telah diamanahkan,” pungkas Syukron. Sehingga pelajar NU bisa berbeda dengan pelajar yang lain,
baik dalam ideologi maupun sikap.