Satrio Adhi Cahyono (baju putih) dan para anggota Effort EO yang lain. Foto: dokumen pribadi |
PARIST – Kurangnya penanganan secara cepat dan tepat bagi
penderita stroke menjadi masalah yang harus diperhatikan. Karena sering kali
lambatnya penanganan dapat menyebabkan kematian. Demikian yang disampaikan oleh
Satria Adhi Cahyono selaku Direktur Effort Event Organizer (EO) saat
diwawancara oleh wartawan Parist.
Effort EO sendiri merupakan kumpulan alumni
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Kudus. Mereka
mengadakan acara perdana berupa seminar dan workshop neurologis Emergency
Stroke and Post Stroke Rehebilitation bertema Update pada Manajemen
Stroke Iskemik Akut di Gedung Griya Raharja Jalan Mangga No 6 A Kudus,
Sabtu (28/1/2017). Sebanyak 370 peserta dari berbagai kalangan terutama yang
menekuni bidang keperawatan turut mengikuti acara sampai selesai.
“Semoga tenaga kesehatan khususnya perawat
tahu penanganan yang cepat dan tepat
untuk penderita stroke,” ungkap Satria.
Hadir dalam acara tersebut sebagai
pembicara, yakni dosen khusus keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus, Sukarmin,
dan Kepala Ruang Unit Stroke RSUP dr. Kariadi Semarang, Muji Astuti. Acara
dimoderatori oleh Ahmad Kholid yang juga berprofesi sebagai dosen keperawatan Universitas
Ngudi Waluyo Semarang.
Menurut Sukarmin, usia penderita stroke saat
ini mulai berubah. Dulu, lanjut Sukarmin, penyakit stroke menyerang pada usia
50 tahun ke atas. Tetapi sekarang faktanya, usia 30 tahun sudah terkena stroke.
Setiap 3,1 menit terdapat satu orang yang meninggal karena stroke.
“Tak mengherankan jika penyakit stroke merupakan
penyakit yang mematikan nomor 5 di dunia. Penyakit ini bisa menyerang siapa dan
kapan saja,” tambahnya.
Sementara itu, Muji Astuti mengingatkan
kepada seluruh peserta seminar agar tidak tergesa-gesa dalam menangani
penderita stroke. Ia juga berpesan agar jangan sampai ada kejadian yang membahayakan saat
penanganan terhadap penderita stroke. Solusi yang ditawarkan oleh Muji yakni
ketika merawat pasien untuk menjauhkannya dari benda berbahaya.
“Jauhkan pasien dari api dan benda tajam
didekat pasien. Ini bertujuan agar keamanan dan kenyamanan tidak merugikan
pasien,” pungkasnya.
(Mahya/Salim)