Dari kiri: Fathul Mufid, Adri Edferi, Anita Rahmawati, Shobirin dan Nur Gufron memperlihatkan kartu anggota KOPMA. |
KAMPUS, PARIST.ID – Sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak
dibidang wirausaha, Koperasi Mahasiswa (KOPMA) STAIN Kudus meluncurkan program
unggulan yang di-launching-kan pada Selasa, (7/3/2017) di teras KOPMA.
Program unggulan tersebut merupakan program kerja yang sudah mangkrak selama
beberapa tahun.
Ada 6 program yang diluncurkan oleh KOPMA yakni New KOPMA Printing, Seventeen
Café, Sijangka, Seventeen Kopmart System,
Omah Design dan Tim Redaksi. Keenam program tersebut
akan mulai dibuka pada Hari Kamis, 9 Maret 2017.
Anita Rahmawati selaku pembina KOPMA mengatakan bahwa program
uggulan ini merupakan momentum bersejarah dan impian besar bagi pengurus dan
anggota KOPMA.
“Ini sebagai ajang kreativitas bagi anggota KOPMA guna
mengembangkan unit kegiatan mahasiswa sekaligus unit usaha bersama,” ujarnya.
Menurut Anita, program unggulan yang dibuka pengurus KOPMA 2017
adalah langkah awal dalam mengembangkan usaha ke “luar sangkar”. KOPMA sendiri,
lanjut Anita, memiliki dua fungsi bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Pertama membentuk para anggota memiliki jiwa enterpreneurship dan
kedua memenuhi kebutuhan kehidupan bagi civitas akademik.
Hadir dalam acara tersebut yakni Fathul Mufid (Ketua STAIN Kudus),
Shobirin (Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan), Adri Edferi (Direktur Pasca
Sarjana STAIN Kudus), Nur Ghufron (Kaprodi Menagemen Pendidikan Islam) dan
beberapa delegasi dari Organisasi Kemahasiswaan (OK) yang lain.
Kejujuran
Sementara itu, Fathul Mufid mengatakan bahwa KOPMA itu luar biasa.
Mengutip ungkapannya Bung Hatta, Mufid berkata bahwa koperasi adalah tulang
punggung ekonomi Indonesia. Namun, lanjutnya, sampai saat ini koperasi
Indonesia belum bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
“Ekonomi kita 80% masih dikuasai oleh Tiongkok,” ujar calon Ketua
STAIN periode 2017 – 2021 itu.
Sehingga menurut Mufid, dedikasi koperasi untuk Indonesia harus
bisa bersaing dan mengurangi dominasi ekonomi Tiongkok. Dirinya juga berpesan
agar tidak meninggalkan sifat jujur. Karena ketidakjujuran dari manajemen akan
menghancurkan usaha itu sendiri alias gulung tikar.
“Para pemimpin organisasi harus bisa meniru sifat wajibnya Rasul
yaitu Jujur, dapat dipercaya, mengatakan apa yang seharusnya dikatakan dan
cerdas,” pungkas Mufid.
(Lim/Lam)