Emha Ainun Najib (Cak Nun) memaparkan pandangannya mengenai keadaan negara saat ini. Foto: Salim/Parist.id |
KUDUS, PARIST.ID - Budayawan
Indonesia, Emha Ainun Nadjib atau yang biasa disapa Cak Nun mengatakan bahwa
kekacauan yang dirasakan kini oleh masyarakat akibat negara belum bisa memenuhi
tugasnya sebagai pengayom rakyatnya. Menurut Cak Nun,
tugas negara meliputi
tigal hal utama yaitu menjaga
nyawa, martabat dan harta rakyatnya.
"Kalau
semua itu terpenuhi, maka bereslah semua urusannya," tuturnya pada acara
Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng di lapangan SMP 1 Dawe, Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus, pada Jumat malam (07/04/17).
Suami
dari Novia Kolopaking itu juga menyayangkan tingkah para pejabat negara yang
tidak menyadari itu. Salah satunya disebabkan karena dunia pendidikan kita
belum menyentuh kepada ranah menyadarkan anak. Cak Nun kemudian meruntut
tingkatan pengajaran di sekolah dengan tadris (memelajari), tahfidh
(menghafal), taklim (mengucapkan), ta'lim (ngelmoni), ta'rif
(mendalami) dan penyempurnaan dari itu semua. Menurutnya, pendidikan Indonesia
baru sampai tingkatan taklim.
"Tetapi
kita sudah merasa puas dan menguasai segalanya. Padahal masih ada tingkatan
yang lebih tinggi," katanya.
Disamping
itu, Cak
Nun juga mengingatkan kepada para pemuda supaya tidak mempunyai ambisi menjadi
penguasa. Untuk itu, pemuda Indonesia harus selalu memerbaiki kualitas dirinya
dengan banyak berbuat kebaikan.
"Seseorang
dihargai bukan sebab ucapannya, tetapi perbuatannya. Buat hal baik dan biarkan
orang yang menilaimu dan memintamu memimpin mereka," tandasnya.
Dalam
kesempatan itu, Cak Nun mendoakan 10 - 15 tahun lagi,
Indonesia akan punya generasi yangg hebat.
Generasi milenial yang mampu mngelola negara dan bersaing melebihi negara-negara
di Eropa dan negara maju lainnya.[]
(Far/Lim)