KH. Said Aqil Sirodj (Ketum PBNU) saat menghadiri Harlah NU ke-94 di Jepara kemarin. Foto: Wafa/Paragraphphoto |
JEPARA, PARIST.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil
Siroj mengatakan bahwa umat Islam terutama NU tidak
boleh menghina agama orang lain. Mereka pun tidak boleh menghina agama kita
(Islam). Islam juga melarang menghina warna kulit, bahasa dan budaya milik
bangsa lain.
Hal tersebut disampaikannya pada acara sepeda santai yang diadakan
oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara dalam rangka peringatan
Harlah NU ke-94 di Jepara, Jawa Tengah, Minggu (16/04/17).
Kiai Said lalu mengutip hadits yang artinya “tidak boleh ada
permusuhan kecuali kepada orang-orang yang dzalim”. Itu artinya baik muslim
maupun non-muslim ketika ia berbuat dzalim seperti merampok,
korupsi, menjadi teroris dan sebagainya, harus menjadi musuh bersama. Ia
menggarisbawahi bahwa yang menjadi musuh adalah perbuatannya bukan orangnya.
“Maka, seorang muslim tidak boleh menghina orang lain hanya karena
beda agama,” tuturnya.
Ketika delapan tahun di Madinah, lanjutnya, Nabi Muhammad
merindukan Kota Mekah dan berniat kembali. Pada saat itu, pasukan yang
dibawanya berjumlah 15.000 orang Islam. Saat mereka mengepung Mekkah, salah
seorang sahabat berkata bahwa hari itu adalah hari balas dendam kita (Islam)
kepada orang-orang kafir (non-muslim). Mendengar hal tersebut, Nabi Muhammad
menegurnya dan mengatakan bahwa hari itu adalah hari rekonsiliasi Islam dengan
non-muslim.
“Itu bukti bahwa Islam tidak menyukai permusuhan,” kata Kiai Said.
Terakhir, Kiai Said mengajak umat Islam untuk menunjukan Islam
yang rahmatal lil ‘alamin. Menjadi Islam yang bermartabat agar
dihormati oleh bangsa-bangsa lain.
“Mari kita jadikan harmoni (insan) dan kedamaian (Islam)
menjadi satu,” pungkasnya.
Lim/Lam