Pementasan Teater Kuncup Mekar Kudus mampu membangunkan
kembali pegiat seni yang ada di Kabupaten Demak. Hal itu diungkapkan oleh
Sutikno (41), Pegiat Teater Toh Demak pada diskusi ringan di Hotel Citra Alam
Pondok Inap, Demak, Jumat (05/05) malam.
FOTO : MAEL/PARAGRAPHFOTO |
“Ini adalah pementasan teater pertama yang ada di
lingkungan Kota sekaligus pukulan keras bagi pelaku seni yang ada di Kabupaten
Demak khususnya yang Muda,” ungkap Sutikno.
Dalam pementasan kali ini, Teater asal Gebog Kudus itu
menyuguhkan naskah Chanda karya Teater Kuncup Mekar. Naskah “Chanda” bercerita
tentang persoalan kekinian pada dunia bayi dan anak anak. Persoalan itu
diantaranya ialah kegandrungan anak-anak sekarang yang lebih asyik memainkan
gawai ketimbang permainan tradisional. Tembak-tembakan, kuda lumping
jadi-jadian dari daun pisang, juga sepeda roda 3 yang sudah mulai ditinggalkan.
Itu sekaligus meneguhkan bahwa mainan khas anak-anak mulai ditinggalkan.
Chanda juga menampilkan adegan dimana semua anak-anak
yang diperankan oleh Arfin, Aan, Fuad, Lia, Ngatmo, Tioko dan Cahyono gelisah
dengan keberadaan ayah mereka. Adegan ini juga menunjukkan kebebasan pergaulan
lelaki hidung belang yang tidak terkendali. Akhirnya itu melahirkan tingkah
konyol anak-anak yang memperdebatkan nama Ibu mereka. Anak-anak itu saling pamer
kecantikan, pekerjaan dan juga keunggulan yang ada pada ibunya masing-masing.
Neno (27), Sutradara sekaligus penulis Naskah,
mengungkapkan sengaja memilih Kabupaten Demak sebagai tempat pementasan. Itu didasari
dengan alasan jarangnya pagelaran seni yang digelar di Kota Wali itu. “Kami
memang sengaja tidak pentas di Kudus karena sudah banyak teater berkembang
disana,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Neno juga menyampaikan kepada
generasi muda Demak agar tidak takut bermain teater. Dengan pementasannya itu
Ia ingin menunjukkan bahwa bermain teater itu sangat mudah dan menyenangkan.
Apalagi jika teater itu sedang mementaskan naskah yang terbilang ringan.
“Teater kuncup mekar hanya ingin menunjukkan bahwa
teater itu tidak harus realis, suryalis atau lain sebagainya. Teater juga bisa
dimainkan dengan ringan dan membahagiakan orang sekitar,” imbuhnya. (Mael/Far)