Kudus, Parist.id - Komunitas Fiksi Kudus (KOFIKU) kembali menggelar bedah buku. Setelah
melahirkan buku kumpulan cerpen beberapa waktu lalu, kini komunitas yang
digawangi oleh para penulis fiksi di kudus tersebut kembali muncul dengan
sebuah buku kumpulan puisi, Minggu 17/9. Buku kumpulan puisi berjudul Kata Kota ini berisi
sekumpulan puisi pilihan dari hasil lomba yang diadakan KOFIKU sebelumnya.
Penyair
senior dari Kudus Mukti Sutarman dan penulis muda Rey Husaini yang menjadi juri
dalam lomba tersebut memilih 77 judul puisi dari 105 judul puisi yang diterima
oleh panitia. Puisi tersebut ditulis oleh 63 penulis dari Kudus yang berasal
dari latar belakang. Dari jumlah tersebut, dipilihlah 5 judul puisi sebagai
juara.
ANTUSIAS : Para Audiensi yang hadir dalam peluncuran dan Bedah Buku oleh Komunitas Fiksi Kudus, Minggu (17/9). FOTO : Mail/PARAGRAPHFOTO |
Juara
harapan satu di raih oleh El Eyra dengan judul puisi Kliwon. Juara harapan
dua dengan judul Gus jigang Ajaranku oleh Faris Setia Cahya Lupin.
Kemudian juara tiga dengan judul Sebagian Arsip Ditelan Waktu karya Heri
Sutrisno, dan juara dua dengan judul Kota ini Adalah karya Dimas
Nugroho. Sedangkan juara pertama diraih oleh Fadlillah Rumayn dengan judulnya Surat
Untuk Mak.
Meskipun
peraih juara kebanyakan dari kalangan anggota Kofiku sendiri, namun para juri
mengaku melakukan penilaian terhadap setiap puisi tanpa melihat nama
penulisnya. Menurut para juri, puisi berjudul Surat untuk Mak karya
Fadlillah Rumayn terpilih sebagai juara pertama karena memili kepadatan makna
dan muatan yang cukup luas dan komprehensif tentang Kudus, baik mencakup soal
sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
Berikut petikan puisi tersebut. Mak/Dua
blok dari jalan Veteran/Tanahmu rubuh ke langit/Arah pacu
gedung-gedung itu/Warung pecel/Di selonjor Wakhid Hasyim/Warung
sumber uang sakuku/Diterbangkan Satpol PP/Di suatu sore/Juga ke langit/Arah
kedai-kedai kopi itu/Aku dalam rintik, dalam pias dimain-mainkan/Lampu-lampu
kembang memanggil/Arwah Sunan Kudus/Jika Sapi saja kau biarkan hidup/Kenapa
usaha Mak tidak?
Acara
launching buku yang dilakukan di Kafe Wedangan PUKWE tersebut berlangsung
meriah dan dihadiri dari pelbagai kalangan, terutama anak-anak muda dari
pelbagai komunitas yang ada di sekitar Kudus. Dalam diskusi bedah buku
tersebut, turut hadir sebagai pembicara para juri lomba yakni penyair senior Mukti
Sutarman, budayawan Kudus Maria Magdalena Bhoernomo, dan penulis muda Rey Husaini.(Laila/Latifah/Al)