Berita hoaks masih menjadi
bahasan hangat yang meresahkan publik, utamanya pelajar. Menanggulangi hal itu Pimpinan
Anak Cabang IPNU-IPPNU Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus mengadakan acara Ngaji
Jurnalistik.di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Baitul Mukminin, Getaspejaten, Jati,
Kudus, baru-baru ini.
Foto Bersama : Peserta "Ngaji Jurnalistik" bersama narasumber berpose gembira. (doc.PAC IPNU Jati) |
Hadir sebagai narasumber Kepala
Biro Pati Jawa Pos Radar Kudus, Abdul Rokhim, Pengurus Lembaga Jaringan
Komunikasi dan Informasi (Jarkominfo) Pimpinan Cabang IPNU Kudus, Mustofa
Zaenur Rohman.
Pengurus PAC IPNU-IPPNU
Jati, Yaumis Salam, mengatakan kegiatan ini untuk mengedukasi kader muda,
utamanya pelajar supaya bijak mengonsumsi berita atau informasi.
“Ngaji jurnalistik ini kita
adakan supaya generasi kita tidak terjebak dan terpengaruh dengan berita-berita
hoaks,” katanya kepada Parist.ID, Ahad (3/09/17).
Mustofa mengungkapkan,
pelajar menjadi sasaran empuk di dunia maya. Banyaknya pelajar pengguna ponsel
pintar dan minimnya pemahaman mengenai berita yang baik dan benar membuat
mereka terjerumus dan membaca informasi atau berita hoaks yang beredar.
“Pelajar di Kudus begitu
banyak, namun yang paham mengenai media khususnya berita begitu sedikit,”
tuturnya.
“Sebenarnya dengan belajar
ilmu jurnalistik yang benar dan sering menulis informasi benar akan
mempengaruhi pelajar lainnya untuk membaca konten positif dan benar,” lanjutnya.
Sementara itu,
Abdul Rokhim membandingkan jumlah pelajar pengguna internet lebih banyak
mengakses laman berita daripada sekadar mengerjakan tugas sekolahnya.
“Banyak pelajar kita lebih
menyukai berita di internet. Ketika yang dibaca itu berita hoaks dan informasi
yang kurang bertanggung jawab\, maka akan merusak generasi kita, tutur Rokhim.
Menangkal hal itu, Rokhim
menyarankan supaya pelajar lebih cerdas dan bijak dalam membaca. Pelajar harus
mau menyaring dan memastikan suatu berita sebelum membagikannya kepada orang
lain.
“Belajarlah menjadi pembaca
yang baik, ketika itu sudah jelas berita hoaks maka jangan dibagikan kepada
orang lain. Hindari juga membaca website atau konten yang sudah pernah
memberikan informasi hoaks,” terang Rokhim.[] (Lam/FAR)