Konten yang berkualitas dan menyejukkan penting
disebarluaskan melalui media agar tidak menimbulkan keresahan yang merugikan. Untuk
itu pemuda diharapkan menjadi agen pelopor yang melek media agar tidak salah
menyebarkan informasi. Hal itu mengemuka dalam pelatihan sosial media di Aula
Balai Desa Sukorejo, Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Jumat (29/9/2017).
Peserta berfoto bersama usai pelatihan. (doc.IPNU Guntur, Demak) |
Bertajuk Melek Media untuk Generasi Milenial kegiatan
ini mengedukasi generasi muda untuk bijak bermedia sosial juga agar banyak
menebar wawasan Islam Rahmatan lil 'alamin di media massa, baik cetak maupun online.
Hadir sebagai pemateri Anggota DPR RI Fathan Subchi, Pimpinan Redaksi LPM Paradigma
STAIN Kudus, Muhammad Farid dan pengelola fathancenter.com,
Moh. Syafi’i.
Fathan menegaskan penguasaan media sosial penting dilakukan untuk menebar paham moderat dan menyejukkan umat. Menurutnya, saat ini konten media sosial masih banyak dipenuhi tulisan-tulisan yang provokatif dan mengancam persatuan.
"Media sosial harus dipenuhi dengan konten yang rahmatan lil 'alamin. Itu penting kita tekankan agar pola pikir masyarakat tidak melenceng kepada Islam radikal," tuturnya.
Tulisan yang berkualitas harus banyak dibaca orang supaya Indonesia terbebas dari ideologi yang memecah belah bangsa. Ia menilai kecenderungan generasi muda terhadap media sosial harus dimanfaatkan sebagai pelopor paham dan ideologi Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Di samping itu, lanjut Fathan, melalui penggunaan media sosial yang bijak kita juga akan banyak mendapatkan keuntungan. Kemantapan yang maksimal akan mudah diraih baik dalam bidang ekonomi maupun ideologi.
"Sebagai pelajar NU kalian harus bisa menjadi pioner dan menginspirasi orang lain, melalui tulisan-tulisan yang berkualitas di media sosial," tambahnya.
Sementara itu, Moh. Syafi'i menegaskan bijak bermedia sosial adalah keniscayaan yang akan membawa banyak keberkahan. Di antaranya bisa menambah jaringan silaturrahim, partner bisnis dan teman berdiskusi.
"Media sosial seharusnya bisa kita jadikan untuk merekatkan jaringan, bukan hanya memprovokasi dan memunculkan permusuhan," katanya. (FAR)
Fathan menegaskan penguasaan media sosial penting dilakukan untuk menebar paham moderat dan menyejukkan umat. Menurutnya, saat ini konten media sosial masih banyak dipenuhi tulisan-tulisan yang provokatif dan mengancam persatuan.
"Media sosial harus dipenuhi dengan konten yang rahmatan lil 'alamin. Itu penting kita tekankan agar pola pikir masyarakat tidak melenceng kepada Islam radikal," tuturnya.
Tulisan yang berkualitas harus banyak dibaca orang supaya Indonesia terbebas dari ideologi yang memecah belah bangsa. Ia menilai kecenderungan generasi muda terhadap media sosial harus dimanfaatkan sebagai pelopor paham dan ideologi Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Di samping itu, lanjut Fathan, melalui penggunaan media sosial yang bijak kita juga akan banyak mendapatkan keuntungan. Kemantapan yang maksimal akan mudah diraih baik dalam bidang ekonomi maupun ideologi.
"Sebagai pelajar NU kalian harus bisa menjadi pioner dan menginspirasi orang lain, melalui tulisan-tulisan yang berkualitas di media sosial," tambahnya.
Sementara itu, Moh. Syafi'i menegaskan bijak bermedia sosial adalah keniscayaan yang akan membawa banyak keberkahan. Di antaranya bisa menambah jaringan silaturrahim, partner bisnis dan teman berdiskusi.
"Media sosial seharusnya bisa kita jadikan untuk merekatkan jaringan, bukan hanya memprovokasi dan memunculkan permusuhan," katanya. (FAR)