Kudus- Forum
Apresiasi Seni dan Budaya Kudus (FASbuk) akan menggelar kembali perhelatan pentas
kesenian dan sastra akbar. Kali ini, akan tampil lima seniman dari lima penjuru
Kudus. Pementasan akan dilaksanakan di gedung Auditorium Universitas Muria
Kudus (UMK), sabtu (28/10/17) mendatang.
PICTURE FROM FASBUK |
Di Oktober ini, FASbuk kembali akan menggelar pementasan musik dan puisi dengan
tema “Gelora Sastra.” Pementasan ini sengaja diselenggarakan sebagai wujud peringatan Hari Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda.
Terkait
dengan tema, Arfin Ahmad Maulana, selaku Ketua Badan Kerja FASBuK, mengatakan,
pesan penting yang akan disampaikan adalah semangat mewujudkan nila-nilai
persatuan dan kesatuan yang harus tetap ada dalam jiwa pemuda seperti yang telah
diikrarkan para pemuda pada zaman penjajahan dulu.
“Pemuda harus paham nilai dan cita-cita sumpah pemuda,” tutur Arfin.
“Pemuda harus paham nilai dan cita-cita sumpah pemuda,” tutur Arfin.
Lima pegiat seni dari lima penjuru Kudus yang dimaksud adalah Tri Lestari (Utara) pegiat seni dan pecinta puisi, Ozzy (Selatan) seniman teater, Waryoto Giok (Barat) dalang dan seniman teater, Ali Rege (Timur) seniman musik dan teater, Alfiah, S.Pd. (Tengah) seniman tari.
Fasbuk edisi september 2017 |
"Ke lima seniman itu akan
menunjukkan keahliannya dalam menampilkan musik dan puisi berdasarkan latar
belakang dan karakter seni masing-masing. Arfin menambahkan, dengan hadirnya ke
lima seniman tersebut, pementasan itu nantinya pasti akan memberi warna
tersendiri jika dibandingkan dengan pementasan-pementasan sebelumnya," imbuh pemuda asal Kecamatan Gebog Kudus itu.
Selain menyajikan pementasan,
setelah acara berakhir akan diadakan dialog interaktif untuk membahas
kepenulisan, seni pertunjukan, Hari Bahasa, dan Hari Sumpah Pemuda.
“Setelah selesai, kita akan berdiskusi tentang pementasan itu sendiri dan banyak hal tentang sumpah pemuda. Agar generasi muda paham tentang sejarah,” jelasnya. (Faqih/FAR)
“Setelah selesai, kita akan berdiskusi tentang pementasan itu sendiri dan banyak hal tentang sumpah pemuda. Agar generasi muda paham tentang sejarah,” jelasnya. (Faqih/FAR)