PRESENTASI: Siti Asiyatun (baju hijau lumut) sedang memaparkan materi tentang kerusakan hutan. Foto: Mael/Paragraph. |
KAMPUS, PARIST.ID - Memperingati hari ulang tahun ke-22,
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Palwa 51 STAIN Kudus adakan seminar dengan tema
kerusakan dan rehabilitasi hutan, Selasa (24/10/2017).
Bertempat
di gedung pusat kegiatan mahasiswa (PKM),
acara dihadiri oleh petugas Balai konservasi Sumber Daya alam (BKSDA) Jawa
Tengah, Kawasan Penguasaan Hutan (KPH), Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kudus, dan mahasiswa STAIN kudus sendiri.
Siti
Asiyatun, perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah, mengatakan,
kawasan konservasi hutan di Indonesia memiliki luas 27,19 juta ha. Dari luas
itu, 770 ribu ha sudah mengalami kerusakan. Faktor utama kerusakan hutan
dilakukan manusia.
"Faktor
paling utama kerusakan hutan memang dilakukan manusia, seperti membuang puntung
rokok sembarangan. Kerusakan kedua baru disusul bencana alam," jelasnya.
Menambahkan,
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kudus, Bergas C. Penanggungan
memaparkan sebab lain adanya kerusakan hutan yaitu kebakaran.
"Kebakaran
itu disebabkan dari kelalaian manusia. Biasanya, karena pembukaan lahan melalui
pembakaran tidak terkendali," kata Bergas.
Sementara
itu Ketua Umum Palwa 51 STAIN Kudus, Abdul Muhyi, mengatakan
acara ini sebagai respon bencana kebakaran hutan di Natas Angin pegunungan
Muria September lalu.
Selain
seminar ini, Palwa juga telah mengadakan khataman Al Quran yang diikuti
oleh internal pengurus dan anggota Palwa 51 pada Sabtu (21/10).
Rangkaian
kegiatan selanjutnya akan digelar hiburan berupa pementasan musik dan teater
pada Sabtu, (28/10) mandatang. Acara hiburan ini diperuntukan kepada
khalayak umum di depan Perpustakaan mulai pukul 19.30 WIB.
"Untuk
itu kami bekerjasama dengan UKM Musik (SMS) dan UKM Teater Satoesh," imbuh
pria yang akrab disapa Gorila itu. (Falis/ISH)