KUDUS, PARIST.ID –
Wakil Ketua I STAIN Kudus, Supa’at menyampaikan surat edaran yang diterima dari
Kementerian Agama RI bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus
menjadi pelopor gerakan anti radikalisme.
Menyimak : Peserta Seminar mendengarkan paparan narasumber. (foto : mahfud/paragraph) |
“Termasuk
UIN/ IAIN/ STAIN seluruh Indonesia diharapkan mampu menjadi contoh dan benteng
pertahanan Islam yang ada di Nusantara sebagai agama yang merahmati seluruh
alam,” ujar Supa’at dalam acara Seminar Plan
Of Action Santri Indonesia di Pondok Pesantren Al-Mawaddah, Honggosoco, Jekulo
Kudus, Minggu, (29/10/17).
Katanya lagi, Islam yang kita sampaikan, terlebih bagi civitas akademika, harus memberikan kedamaian kepada masyarakat. Mewujudkan itu kita harus bersinergi dengan masyarakat agar paham radikal tidak tersebar.
“Saat ini kita tidak lagi berkompetisi, melainkan mewujudkan kolaborasi dengan para mitra termasuk masyarakat untuk bersama membangun bangsa,” imbuhnya.
Ketua Pusat Studi Gender (PSG) STAIN Kudus, Nur Said, menghimbau agar para pemuda Islam terutama santri tidak hanya melihat permasalahan masyarakat dari permukaan. Tetapi terjun langsung ke masyarakat dan berinteraksi langsung dengan mereka.
“Semangat keharmonisan antara santri, masyarakat dan akademisi di kampus adalah bentuk kerja sama dalam memecahkan permaslahan yang ada seperti radikalisme,” katanya.
Acara ini bertajuk Pesantren Harmoni Srawung Kampung itu dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan Sumpah Pemuda. (Salim/FAR)