PARIS.ID - Berawal dari tidak punya uang, Nandar hidayat membuat usaha sate surimi yang sekarang sudah memiliki banyak cabang di berbagai daerah. Yakni Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Semarang, Purwodadi, wonosobo dan akan membuka cabang baru di purbalingga.
Pria kelahiran Kudus 28 Juli 1991, dari pasangan Kasdadi dan Khotimah ini berhasil menjadi pengusaha sukses di masa mudanya. Ia mengaku mulai menjalankan usaha sate surimi saat masih duduk di bangku kuliah.
"Jadi dulu itu saya membuat usaha sate surimi saat masih jadi mahasiswa di STAIN kudus," katanya saat menyampaikan materi interpreneur dalam seminar kewirausahaan di aula rektorat STAIN Kudus, Senin, (13/11/17).
BERCERITA : Nandar Hidayat menceritakan pahit-manis usahanya. Ia bercerita usaha Sate Surimi. (Paragraph/Hida Syarifah) |
Sebelumnya nandar bekerja di PT Indolafat Mahmud Sidoarjo sebagai marketing support. Ia bercerita bahwa di PT tersebut terdapat produk reguler yaitu produk premium Surimi. Namun, pada suriminya tersebut tidak laku di pasaran. Lalu ia berfikir bagaimana membuat produk surimi tersebut laku. Jadi dari situ mulailah ia membuat ide membuat usaha sate surimi.
Pada awalnya ia membuat sate surimi untuk diberikan kepada lima orang sebagai bahan percobaan. Lalu Ia mengatakan kepada lima orang tersebut "Kalau saya jual sate surimi ini seharga lima ribu laku tidak ya?," ujarnya.
Kemudian, dari kelima orang tersebut, hanya satu yang berkata laku, sedangkan empat di antaranya berkata tidak laku. Baru dari satu suara tersebut ia benar-benar berani memulai usahanya.
Ia pertama kali mencoba jualan di taman dengan membuat seratus tusuk sate, tidak disangka dalam waktu satu jam mendapat respons baik. Satenya habis terjual.
"Saya memang membuat seratus tusuk. Berani membuat banyak untuk permulaan. Pikiran saya berani rugilah jika tidak laku," ungkap alumni STAIN Kudus ini.
Setelah mendapat respons baik, Nandar kemudian melanjutkan berjualan di depan cafe setiap seminggu sekali. Sampai pada akhirnya ada pembeli yang bertanya mengapa tidak membuat cabang yang tiap hari buka.
Selain berhasil membuka cabang di berbagai daerah, ia juga berhasil mengantongi penghargaan sebagai juara satu Bisnis Man tingkat Jawa Tengah, dan juara satu Kuliner Kreatif tingkat Jawa Tengah.
Sebagai seorang pengusaha muda, pastinya ia juga pernah mengalami kerugian. Pada ceritanya di depan peserta seminar, ia mengaku pernah mengalami kerugian saat sedang mengantarkan barang.
"Nah saat itu saya sedang mengantarkan sate di Pati. Saat itu juga saya diguyur hujan. Karena satenya berada di dalam kardus dan jas hujan saya tidak bisa menutupi seluruh permukaan kardus, jadi sebagian satenya ada yang rusak. Itu salah satu kerugian yang pernah saya alami," jelas nandar dengan senyum sumringahnya.
Nandar mengaku, ia memulai usahanya tersebut bermodalkan kepercayaan orang lain dengan cara diberi pinjaman barang. Ia pun berpesan, dalam membuka usaha harus mempunyai keberanian. Jika tidak berani memulai, jadi karyawan biasa saja. Karena seorang pengusaha itu harus berani untuk memulai. (Falis/WF)