KUDUS, PARIST.ID - Pagelaran pameran artefak wali-wali Jawi
dan sarasehan warisan budaya secara resmi telah dibuka di Yayasan Makam dan Masjid Menara Kudus,
Rabu (29/11/17). Bertajuk "Memperindah Keberagaman, Merawat Kearifan Nusantara"
kegiatan itu bakal berlangsung mulai 27 November - 3 Desember 2017.
Ketua
Perhimpunan Pemangku Makam Auliya' (PPMA)
Se-Jawa,
Em Nadjib Hasan, menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kearifan
lokal, utamanya yang bersumber dari Auliya'
seperti para Walisongo.
Direktur
Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Najamudin Ramly, menyampaikan, dakwah yang dilakukan Walisongo menggunakan
Islam Wasathiyah. Artinya, dakwah yang tidak membuat gaduh dan mengancam
keberagaman.
Foto: Afandi/Paragraph |
Ia
melanjutkan dakwah Walisongo yang menggunakan akulturasi budaya menunjukkan
Islam yang lembut. Menurutnya dengan cara itu dakwah Walisongo bisa diterima
masyarakat tanpa pertentangan.
"Walisongo
itu sekelompok orang yang menghadirkan agama yang menjadikan santun para
pengikutnya, menjadikan teladan baik bagi para manusia," imbuhnya.
Merayakan
peradaban ini, lanjut Najamudin, sama saja menampilkan kembali dakwah lembut.
Tentu saja dakwah yang akan membuat pencerahan semua orang, baik di media sosial
maupun di dunia nyata. Indonesia
tidak akan terjadi gesekan sebab banyak tokoh-tokoh teladan.
Foto: Afandi/Paragraph |
"Kita
merayakan paradaban wali-wali Jawi ini supaya pesan tersirat yang ada
didalamnya sampai kepada masyarakat," sampainya.
FARID/SALIM