Usaha pembuatan contong
es krim kian menawan.
Penghasilannya lumayan. Permintaannya pun tak pernah sepi. Meski musim penghujan menghampiri, permintaan pasar tetap tinggi.
Merah, kuning, hijau, biru. Warna-warni benda kerucut
itu tertata rapi di sudut rumah minimalis milik Fuad Hasan. Saat itu waktunya pengepakan, proses pembuatan
telah rampung beberapa saat lalu.
“Sore nanti ada pengepul mengambil contong-contong ini,” ujar Fuad sambil
menyetaples ujung plastik.
Setahun belakangan, beberapa warga di Dukuh Rubiyah
Desa Bageng punya aktivitas baru. Mereka membuat contong es krim. Fuad Hasan ialah salah satunya. Ia mengaku tertarik menekuni usaha
pembuatan contong es krim ini dari penuturan seorang perantuan asal Demak.
“Awalnya kepincut. Sebab penghasilannya lumayan.
Waktu itu ada seorang perantau yang tinggal beberapa waktu di desa ini.
Kemudian mengajari saya dan meninggalkan mesin pencetaknya di sini,” kata lelaki
yang sedang menempuh kuliah S1 di STAIN Kudus ini.
Sejak itulah Fuad
menekuni betul pekerjaannya sebagai pembuat contong.
Sehari dia bisa memproduksi minimal 3000 buah contong. Setelah itu ia menjualnya kepada pengepul dengan harga
Rp. 50.000 per seribu buah contongnya. Biasanya oleh pengepul contong-contong
itu dijual ke pasar secara eceran.
”Saya kerjakan sendiri. Usaha rumahan kecil-kecilan,
jadi belum terpikir untuk ambil karyawan,” terangnya.
Pria kelahiran Pati, 29 Maret 1993 itu juga merasa nyaman dengan
usahanya kini. Selain proses pembuatannya yang simpel dan mudah, juga sebab permintaan pasar yang tak pernah sepi. Seperti halnya musim
penghujan beberapa minggu lalu ia masih kebanjiran order dari pelanggan.
“Musim hujan kemarin saja
produksi tetap ramai. Apalagi saat kemarau,
permintaan bisa membludak. Tergantung tenaga, ha..ha..”
paparnya diiringi gelak tawa.
Ditanya soal cara pembuatan,
Fuad juga tidak segan menjawab. Katanya, untuk membuat contong tidak perlu bahan baku khusus nan mahal. Hanya tepung tapioka dicampur dengan
tepung terigu, margarin, dan minyak lesitin. Semua bahan itu dicampur dijadikan adonan, kemudian dicetak
menggunakan mesin khusus.
“Cetakannya ada dua. Cetakan kecil dan besar. Jenis
contongnya juga
hanya ada dua,” kata Fuad sambil memperlihatkan
mesin cetak miliknya.
Selain Fuad, usaha pembuatan contong es krim ini juga dilakukan oleh sembilan
orang tetangganya. Semua dikerjakan secara
rumahan. Barangnya pun diambil pengepul. Kisahnya pun sama seperti Fuad. Berawal kepincut, hingga kini merasa
rizki tak pernah surut.
“Mereka semua sama seperti saya. Mulai menggeluti
usaha ini karena kepincut. Lalu kemudian belajar, dan akhirnya hingga kini
mereka memproduksi contong ini,” papar Fuad.
Kendati menguntungkan, usaha pembuatan contong ini bukanlah profesi utama. Kebanyakan menjadi usaha sampingan disela profesi utama mereka sebagai petani.
"Mayoritas
yang membuat contong sebenarnya petani. Ini hanya usaha sampingan, tetapi cukup
cukup menjanjikan,” pungkas lelaki yang juga menanam Jeruk Pamelo ini. (Ulil
Albab/FAR)
Oleh : Achmad Ulil Albab