Kegiatan itu diinisiasi oleh kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) STAIN Kudus sebagai bentuk dorongan kepada siswa-siswi agar memiliki nalar jurnalistik sejak dini.
"Tujuan pelatihan ini untuk mengenalkan peserta dengan dunia jurnalistik. Sehingga kedepannya diharapkan bisa menjadi generasi yang cinta jurnalisme. Target outputnya nanti membuat majalah tingkat Madrasah atau MTs," jelas Amir Hidayat, salah satu panitia.
Dalam acara ini, kata Amir, peserta didampingi oleh tim pelatih dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Paradigma STAIN Kudus. Mereka memberi pembekalan materi dan mengajarkan beberapa tahapan membuat majalah. Untuk itu, panitia menargetkan ada sebuah karya dari peserta pelatihan kali ini.
"Semoga peserta mampu melanjutkan dan mengembangkan ilmu dasar jurnalistik hingga jenjang yang lebih tinggi," harapnya.
Sementara itu, Pimpinan Redaksi 2016, LPM Paradigma, Yaumis Salam, menuturkan hal yang paling penting dari seorang jurnalis adalah berani. Menurutnya, tanpa keberanian tidak akan bisa menjadi jurnalis yang berkompeten.
"Inti dari jurnalis adalah berani. Hal terpenting kita harus berani, kalau adik-adik tidak berani, jangan jadi seorang jurnalis. Kalau mau menerbitkan majalah atau buletin kuncinya harus berani," tegasnya.
Wakil Ketua Bidang Kurikulum MTs NU Maslakul Falah, Rokhmat, menginginkan adanya tindak lanjut dan pendampingan setelah pelatihan ini selesai. Ia juga berharap agar LPM Paradigma bersedia membantu jika di waktu mendatang madrasah mengalami kendala dalam proses pembelajaran jurnalistik.
"Setelah mengikuti 2 hari pelatihan, Saya harap di madrasah kita ada perkembangannya, terutama dalam menghasilkan karya. Ilmu yang diperoleh nanti bisa digunakan, terutama untuk mendukung pembelajaran di madrasah," katanya.(Arif/Falis/FAR)