WWW.PARIST.ID, KUDUS - Hadir di panggung Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK),
Airta Dance sukses menampilkan tari GUSJIGANG dan memukau penonton yang hadir.
Pagelaran FASBuK bertajuk "GUSJIGANG" malam itu digelar di Auditorium
Universitas Muria Kudus, Jumat (20/4/2018).
Supriyadi ST, salah satu punggawa Airta Dance, mengatakan,
awalnya penciptaan tari GUSJIGANG adalah permintaan dari Pemerintah Kabupapaten
Kudus yang menginginkan adanya tarian khas Kudus selain tari kretek yang diciptakan oleh istrinya, Endang TS. Kemudian,
dia bersama beberapa temannya berinisiatif untuk menciptakan sebuah tarian yang
sesuai dengan falsafah Kudus, yaitu Gus yang bermakna bagus tingkah lakunya, dan
Ji yang berarti pandai dalam hal mengaji, serta Gang yang bermakna pintar
berdagang.
"Dari falsafah GUSJIGANG itu, akhirnya kami berhasil
menciptakan tariannya," ujarnya saat sesi diskusi usai pementasan.
Menurut Supriyadi, saat
ini dia dan beberapa pegiat seni Kudus sedang gencar-gencarnya mempromosikan
Tari GUSJIGANG kepada masyarakat agar mampu menyamai ketenaran Tari Kretek.
"Kalau eksistensi Tari GUSJIGANG bisa kita promosikan
dengan masif, bukan tidak mungkin tarian itu akan mendapat pengakuan secara
resmi dari pemerintah pusat," jelasnya.
Selain Tari GUSJIGANG, Airta Dance juga menampilkan beberapa
tarian dari yang klasik hingga modern. Yaitu Tari Kretek, tari cha-cha, dansa,
dan beberapa tarian modern lainnya. Airta Dance juga menyuguhkan fashion show
dengan beragam busana.
Arfin Akhmad Maulana, Ketua Badan Kerja FasBuk berharap akan
ada kelompok-kelompok tari Kudus lainnya yang mau menampilkan hasil karyanya di
panggung-panggung kesenian seperti FasBuk tersebut.
"Kreativitas Airta Dance patut kita apresiasi
setinggi-tingginya. Semoga kelompok tari lainnya bisa mengikuti,"
pungkasnya. (Arum/qih)