"Saya ingin
menyampaikan bahwa orang-orang yang menganggap dirinya paling benar, bukanlah
sesuatu yang benar dan pantas. Karena sejatinya seluruh manusia itu sama, jika
saja mau memahami perbedaan," ujar Rhy.
Rhy menjelaskan, kata
Anahom berasal dari bahasa arab. Yakni "Ana" yang berarti
"saya", dan "Hom" yang berarti Tuhan dalam bahasa
sansekerta.
"Anahom yang saya
bawakan ini menentang perselisihan akibat sikap saling mementingkan diri sendiri
dan beranggapan bahwa dirinya adalah Tuhan yang maha benar," jelasnya.
Di sela-sela
penampilannya, Rhy juga menuliskan kalimat "Laa ilaa ha illa ana" di
kanvas. Katanya itu dilakukan sebagai salah satu bentuk sindiran kepada
orang-orang yang mementingkan dirinya sendiri.
"Merasa paling
benar sendiri bukanlah sikap yang dibutuhkan manusia. Sebaliknya, rasa saling
menghargai dan percaya kepada sesama itulah yang dibutuhkan manusia,"
Ima Yuli Arfiani,
penyair asal Kecamatan Dawe, menyampaikan pesan persatuan melalui puisi
berjudul "Si Bola Mata". Menurutnya sesuatu tidak selayaknya hanya
dipandang dari satu sudut pandang saja.
"Dalam puisi
tersebut saya menyampaikan bahwa kebenaran tidak dapat dilihat dari satu sudut
pandang saja," katanya.
Itu terlihat dalam salah
satu bait di puisinya. Ia menulis "Ada kalanya arah bola mata kita sama//
ada kalanya arah bola mata kita berbeda// tapi hati kita tetap satu jua".
(Risa/Falis)