Ruchman Basori, Kasi Kemahasiswaan PTKI tengah memberi arahan kepada pimpinan Ormawa |
KAMPUS, PARIST.ID- Di era milineal, aksi demonstrasi mahasiswa terhadap kampus sendiri sudahlah tidak relevan lagi. Sebab, masih banyak cara lain yang lebih elegan dan bijaksana untuk mengajukan aspirasi.
Pernyataan itu dilontarkan Ruchman Basori, Kasi Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) kepada segenap pimpinan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) STAIN Kudus saat berkunjung ke kampus yang tidak lama lagi akan beralih status dari STAIN menjadi IAIN itu.
Bertempat di ruangan Wakil Ketua Tiga STAIN Kudus, Ruchman banyak membahas hal yang menyangkut kegiatan Ormawa yang memang dia bidangi. Salah satunya tentang cara demonstrasi dan pengajuan aspirasi kepada pihak kampus.
Ruchman mengatakan, banyak hal yang lebih bijak dan elegan kalau ingin melakukan penolakan terhadap kebijakan kampus yang dirasa tidak tepat. Tidak harus dengan aksi demonstrasi dan koar-koar di depan rektorat atau bagian kampus lainnya. Misalnya, mengganti aksi demonstrasi dengan menuangkan gagasan lewat tulisan atau diplomasi baik-baik dengan pihak kampus.
"Saat ini, demonstrasi sudah basi. Aksi-aksi penolakan kebijakan dengan cara agresif sudah tidak zamannya lagi. Kalian generasi milineal, generasi yang berada di era peradaban luar biasa majunya. Kedepankan sikap santun dalam menyelesaikan setiap masalah. Bicara baik-baik," tutur alumnus UIN Walisongo itu.
Menurutnya, aksi demonstrasi yang agresif hanya akan menciptakan citra buruk kampus di mata khalayak. Selain itu, iklim akademik akan terciderai karena tindakan-tindakan yang biasanya tidak pantas dilakukan mahasiswa yang notabene kaum terdidik.
"Kalian harus menyudahi budaya buruk itu. Sebab madlaratnya lebih banyak dibanding manfaatnya. Lebih baik kalian ciptakan iklim kampus yang damai dan bermartabat," tegasnya.
Senada dengan Ruchman, Abdurrahman Kasdi, Wakil Ketua Tiga menganjurkan kepada mahasiswa agar mengedepankan prinsip tabayyun dan kesantunan dalam menanggapi kebijakan kampus. Masalah-masalah yang dihadapi lebih baik dibicarakan dengan pimpinan agar tidak terjadi konflik yang merugikan.
"Benar kata pak Ruchman, aktivis kampus seperti kalian harus bisa memberikan contoh baik kepada mahasiswa lain dalam menyelesaikan masalah. Bukan malah mempertontonkan aksi-aksi yang agresif. Saya harap kita bisa saling memahami dan memaklumi," harapnya. (Faqih)
Pernyataan itu dilontarkan Ruchman Basori, Kasi Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) kepada segenap pimpinan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) STAIN Kudus saat berkunjung ke kampus yang tidak lama lagi akan beralih status dari STAIN menjadi IAIN itu.
Bertempat di ruangan Wakil Ketua Tiga STAIN Kudus, Ruchman banyak membahas hal yang menyangkut kegiatan Ormawa yang memang dia bidangi. Salah satunya tentang cara demonstrasi dan pengajuan aspirasi kepada pihak kampus.
Ruchman mengatakan, banyak hal yang lebih bijak dan elegan kalau ingin melakukan penolakan terhadap kebijakan kampus yang dirasa tidak tepat. Tidak harus dengan aksi demonstrasi dan koar-koar di depan rektorat atau bagian kampus lainnya. Misalnya, mengganti aksi demonstrasi dengan menuangkan gagasan lewat tulisan atau diplomasi baik-baik dengan pihak kampus.
"Saat ini, demonstrasi sudah basi. Aksi-aksi penolakan kebijakan dengan cara agresif sudah tidak zamannya lagi. Kalian generasi milineal, generasi yang berada di era peradaban luar biasa majunya. Kedepankan sikap santun dalam menyelesaikan setiap masalah. Bicara baik-baik," tutur alumnus UIN Walisongo itu.
Menurutnya, aksi demonstrasi yang agresif hanya akan menciptakan citra buruk kampus di mata khalayak. Selain itu, iklim akademik akan terciderai karena tindakan-tindakan yang biasanya tidak pantas dilakukan mahasiswa yang notabene kaum terdidik.
"Kalian harus menyudahi budaya buruk itu. Sebab madlaratnya lebih banyak dibanding manfaatnya. Lebih baik kalian ciptakan iklim kampus yang damai dan bermartabat," tegasnya.
Senada dengan Ruchman, Abdurrahman Kasdi, Wakil Ketua Tiga menganjurkan kepada mahasiswa agar mengedepankan prinsip tabayyun dan kesantunan dalam menanggapi kebijakan kampus. Masalah-masalah yang dihadapi lebih baik dibicarakan dengan pimpinan agar tidak terjadi konflik yang merugikan.
"Benar kata pak Ruchman, aktivis kampus seperti kalian harus bisa memberikan contoh baik kepada mahasiswa lain dalam menyelesaikan masalah. Bukan malah mempertontonkan aksi-aksi yang agresif. Saya harap kita bisa saling memahami dan memaklumi," harapnya. (Faqih)