Parist.id, Kampus- Usai diresmikan, IAIN Kudus bertekad untuk mendeklarasikan diri sebagai kampus Islam moderat dan juga sebagai gerbang ilmiah Islam Nusantara. Hal tersebut mengemuka dalam acara launching IAIN Kudus, setelah bertahun-tahun berstatus STAIN dan kali ini telah berhasil mentransformasi status kelembagaannya, Sabtu (5/5/2018).
Dalam pidatonya, Mundakir, Rektor IAIN Kudus mengatakan, beralihnya status STAIN Menjadi
IAIN Kudus membawa suatu kemajuan besar bagi pendidikan perguruan tinggi di
wilayah Pantai Utara (Pantura) Timur Jawa Tengah. Selain itu, IAIN Kudus juga
hadir sebagai jawaban bagi masyarakat yang mencari wadah pendidikan ilmiah
Islam moderat dan Islam Nusantara.
“Untuk itu,
kami hadir dengan wajah baru. Wajah Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTKIN) di
Pantura Timur yang siap mewadahi kader-kader Islam yang nantinya akan menjadi
penerus para ulama pencetus Islam Nusantara dan Islam Moderat,” ungkapnya.
Mentri Agama
RI, Lukman Hakim Syaifuddin mengaku sangat mengapresiasi tekad dan rencana IAIN
Kudus tersebut. Dalam sambutannya, Lukman sangat mendorong rencana yang menjadi
selogan baru IAIN Kudus tersebut. Sebab, masifnya paham radikalisme dan
ekstrimisme akhir-akhir ini membuat bangsa Indonesia sangat membutuhkan
sumbangsih masyarakat dari kalangan santri dan mahasiswa perguruan Islam.
Menurutnya,
sebagai salah satu basis wilayah santri, Kudus dan beberapa wilayah di Pantura
Timur sangat berpotensi besar akan mencetak kader-kader bangsa yang Islami dan
mampu berfikir moderat. Dia menyatakan, mobilitas vertikal kaum santri saat ini
sulit dibendung lagi. Artinya, pemerintah melalui Kementrian Agama harus
menyiapkan wadah bagi mereka dalam suatu perguruan tinggi Islam di dekat
wilayah kaum santri tersebut.
Hingga saat
ini, sambung Lukman, tercatat ada 58 PTKIN dan 762 PTKIS yang bernaung di bawah
Kementrian Agama, dengan rincian 7 STAIN, 34 IAIN, dan 17 UIN. Diharapkan,
seluruh kampus tersebut mampu mengakomodir kaum santri dan memyiapkan mereka
sebagai pemimpin yang memelihara faham Islam moderat serta rahmatan lil
alamin.
“Saya
mengajak untuk benar-benar serius mengembangkan pendidikan agama yang moderat. Moderasi
agama sangat penting saat ini. Jangan sampai kita terjebak dalam situasi global
yang berujung terjadinya disintegrasi masyarakat dan bangsa,” himbaunya. (Faqih)