Kudus, PARIST.ID - Forum
Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK) yang bekerjasama dengan Kajian
Kreatifitas Seni Obeng Fakultas Tekhnik Universitas Muria Kudus akan menggelar
lawatan rutin sastra dan budaya. Pentas akhir bulan Juli nanti akan mempersembahkan
monolog "Cut Nyak Dhien" dan workshop bersama Sha Ine Febriyanti di
Auditorium Universitas Muria Kudus, Kamis (31/06/2018) mendatang.
Monolog tersebut
mengangkat sisi hidup Cut Nyak Dhien sebagai seorang istri dan ibu yang tabah
dalam menjalani kehidupannya. Dikenal sebagai seorang perempuan pejuang
perkasa, Cut Nyak Dhien tak pernah menunjukkan kepedihan hati maupun dukanya
saat ditinggal pergi orang yang dikasihinya, sang suami, Teuku Ibrahim ataupun
Teuku Umar. Sebagai seorang ibu, Cut Nyak Dhien harus tetap terlihat tegar di
depan anaknya, juga di depan mereka yang membutuhkan tuntunan dan
kepemimpinannya. Kisah ini dituturkan Cut Nyak Dhien dari hutan Sumedang,
tempatnya menjalani masa-masa pengasingan hingga tutup usia pada 6 November
1908.
Pembuatan
karya ini juga didukung oleh Subdit Seni Pertunjukan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Panitia Makassar International Writers Festival (MIWF) 2018,
Swiss-Belhotel Makassar serta komunitas-komunitas teater di daerah. Karya yang
disutradarai dan dimainkan oleh Sha Ine Febriyanti dan dipentaskan pertama kali
pada tahun 2014 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta dan dibawa berkeliling ke
beberapa kota di Indonesia Pada 2015. Kemudian pada Tahun ke-109 kepergian Cut
Nyak Dhien, monolog ini dipentaskan kembali pada 16 November 2017 di Bentara
Budaya, Jakarta dan Kuala Lumpur pada 7 Februari 2018. Selain itu, Sha juga
melakukan roadshow di berbagai daerah di Indonesia sejak April 2018, dan pada
kesempatan kali ini kota Kudus merupakan tujuan kelima.
Ketua badan
kerja FASbUK, Arfin Akhmad Maulana menyatakan, seusai penampilan monolog, nantinya juga akan diadakan workshop bagi para pegiat
teater yang memiliki minat dalam dunia seni peran.
"Setelah
penampilan dari Sha Ine Febriyanti, akan ada workshop dimana pengunjung akan
diberikan materi tentang pemeranan dan pengkreasian dalam teater monolog
khususnya," tuturnya.
Arfin
berharap dengan adanya workshop ini agar muncul bibit-bibit muda unggul yang memiliki
semangat tinggi untuk menghidupkan dunia seni peran. "Semoga dengan adanya
workshop kali ini, para kawula muda lebih bersemangat untuk memperoleh ilmu dan segala hal kaitannya dengan teater
untuk memunculkan para bibit – bibit baru di generasi berikutnya" pungkasnya. (Risa)