Rindu yang Ditemukan
Bawakan sekotak hujan
Berkunci kesetiaan
Pada angin malam bekas pelukan
Pukul nol nol, seluruh fikiran terbang
agar kau tahu,
bahwa rindu yang hilang
kini telah ditemukan
2018
Rindu yang Ditandatangani
Dan sampailah ranting-ranting pada kepatahannya
dedaun yang tetiba pergi dihempas ego angin
akar yang taklagi perkasa bagi tanah
bebunga yang memilih layu
buah tak lagi berasa
kemudian sampailah aku
membawa berkas rindu
yang seharusnya kau tandatangani
lantas kau berlari tapi bukan di fikiranku
menjauh mencari pupuk yang hilang
untuk membangkitkan pohon mati
Ah tidak usah repot-repot
Aku masih tersenyum
Dan itu mantra
2018
Rindu di Lengan Jalan
Rinduku di lengan jalan
Seperti kendaraan-kendaraan yang padat
serta kata-kata memenuhi buku-buku
menyesaki rak-rak pikiranku
sebelum detik-detik dari sebuah jam
biarkan peluhku mendekat pada dada langit
pada titik senyummu
2018
*Firdashoma, Seorang ballerina puisi yang masih merangkak. Penulis merupakan Mahasiswa Semester 5, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Jurusan Dakwah dan Komunikasi, IAIN Kudus.