KAMPUS,
PARIST.ID - Bagi sebagian
orang, Bahasa Inggris menjadi momok yang cukup menakutkan dalam beberapa hal,
misalnya tuntutan kerja. Padahal, ada banyak cara mudah untuk menguasainya.
Antara lain yaitu Belajar bahasa Inggris menggunakan tipe belajar sendiri.
Hal itu disampaikan Lina Kushidayati dalam
seminar bilingual Inggris-Arab di gedung SBSN IAIN Kudus pada Selasa
(19/9/18).
Lina menjelaskan, belajar bahasa Inggris akan semakin mudah jika menggunakan tipe belajar sendiri.
Karena menurutnya, tipe belajar
orang berbeda-beda, dan setiap tipe memiliki kemampuan untuk mempercepat pemahaman dalam belajar.
“Masing-masing orang punya tipe belajar
yang berbeda. Jadi penting untuk mengenali tipe belajar setiap individu,
barulah nanti belajar bahasa Inggris menggunakan tipenya masing-masing,”
jelasnya.
Selanjutnya, ia juga menambahi tentang pentingnya mengingat dan menghafalkan kosa
kata bahasa Inggris. “Belajar bahasa Inggris itu memang tidak jauh-jauh dari vocabulary, jadi mau tidak mau harus menghafal, agar vocab
yang dipakai banyak,” tambahnya. Ia juga menyarankan
agar mengingat dan menghafal menggunakan metode sendiri.
Selain menghafal, member penekanan pada diri sendiri juga sangat diperlukan
agar dapat mencapai target yang ditetapkan. “Yang ketiga ini push your self, adakalanya member penekanan pada diri sendiri,
itu penting agar kita bias mencapai batas kemampuan kita,”
katanya.
Immerse
your self atau menenggelamkan diri dalam bahasa Inggris ini adalah langkah keempat,
yang bias dimulai dari hal sekitar.
“Start with your gadget, bias dengan mengubah tampilan bahasanya menjadi bahasa Inggris.
Atau ada yang suka nonton film
seperti saya? Juga bias mengubah subtitle-nya menjadi English subtitle,” imbuhnya.
Dalam berbagai pembelajaran, praktik menjadi penyempurna. Karena itulah pentingnya pengaplikasian bahasa Inggris
yang harus dilakukan secara berkala dengan rileks dan enjoy. “Whenever you learning english, you must to
rileks and enjoy,” jelasnya
Setelah semua dilakukan, hasil kadang dijadikan sebagai patokan untuk mengetahui kemampuan. Begitu juga dengan
bahasa Inggris, banyak orang yang berpikiran demikian. Tapi, hal ini berbeda dengan
apa yang diungkapkan Lina. Menurutnya hasil akhir tes, seperti TOEFL contohnya tidak
menentukan kemampuan seseorang karena hanya menggunakan kemampuan writing dan listening. Padahal kemampuan bahasa Inggris diukur dengan reading dan speaking juga.
“If you get C, D
or E it’s doesn’t matter because the key of good English has nothing to do the
result of the test,” katanya.
Dan terakhir adalah melakukan ya sekarang. “Do it now,” tambahnya.
Menurutnya hal terpenting dari seminar
pagi itu adalah melakukan apa
yang sudah didapatkan. (Cindi)