KAMPUS,
PARIST.ID – Aksi Seruan Mahasiswa IAIN Kudus untuk mengevaluasi
kinerja Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) berjalan lancar.
Meski sempat terjadi sedikit kegaduhan, namun acara yang berlangsung di depan kantor
DEMA pada Rabu (14/11/2018) siang itu akhirnya berhasil menyepakati tiga hal penting.
SEMA, DEMA dan Para
Perwakilan UKM sedang melakukan diskusi bersama
|
Tiga hal tersebut adalah transparansi anggaran bersama seluruh
Organisasi Kemahasiswaan (OK), rencana mewajibkan seluruh OK untuk mempresentasikan
progam kerjanya di awal periode selama satu tahun kedepan, dan pemilu mahasiswa
(pemilwa) tidak boleh mengganggu UAS. Ketiga hal tersebut akan dikaji ulang bersama
seluruh ketua OK yang rencananya akan dikumpulkan besok, Kamis (15/11) sore.
Taufik Nur Aziz, Ketua SEMA mengatakan, acara-acara seperti ini
cukup bagus ketika dilihat hasilnya membuahkan hal-hal yang baik untuk kedepan.
Namun ia menyayangkan cara untuk menyampaikan aspirasi kurang tepat bagi mahasiswa
yang ingin menyampaikan aspirasi yang terkesan agresif.
“Acara ini kalau dilihat dari hasilnya bagus, tapi kalau
dilihat dari caranya, kurang tepat. Karena kalau ingin diskusi modelnya ya nggak
seperti tadi, itu lebih mirip persekusi. Sampai ada yang melepas baju, nantang,
berteriak, itu kurang tepat kalau menyampaikan aspirasi. Kalau aspirasi itu ya disampaikan
lewat tulisan ke DEMA atau SEMA, nanti bisa didiskusikan bersama,” jelasnya.
Sementara itu Muhammad Abduh, salah satu mahasiswa yang
menyampaikan aspirasi mengaku, diskusi untuk mengevaluasi kinerja SEMA dan DEMA
ini tercipta karena memang kurangnya sosialisasi dari DEMA dan SEMA, sehingga menjadikan
prasangka-prasangka yang negatif dari teman-teman OK dan seluruh mahasiswa. Namun
ia merasa puas karena hal-hal yang menjadi aspirasi mahasiswa tersampaikan kepada
pengurus SEMA dan DEMA.
“Yang diinginkan teman-teman itu adalah transparansi kinerja
selama satu periode. Insyaallah akan dibahas besok, nunggu kesepakatan dari semua
OK. Yang kedua, masalah keuangan. Karena posisinya agak sensitif, kita ingin adanya
LPJ terbuka, jadi tidak hanya sesuai struktural dalam, tapi sebagai mahasiswa biasa
juga bisa melihat,” terangnya.
Selanjutnya, mahasiswa semester sembilan ini mengaku tidak
mempunyai kepentingan apapun dalam mengikuti acara ini selain hanya untuk melihat
kampus lebih baik lagi. Dengan adanya acara seperti ini ia cukup puas, dan ia berharap
kemajuan kampus yang sudah menjadi IAIN akan segera terwujud, terutama dari seluruh
aktivis-aktivisnya.
“Tidak ada kepentingan selain tahun depan bisa lebih baik.
Karena aku merasakan selama disini 4 tahun memang agak kering, kering kegiatan,
kering event. Karena citra kampus akan terlihat dari kegiatan-kegiatan. Kalau kering
kaya gini ya kampus tidak akan terlihat. Keseluruhan, kita cukup puas dengan acara
ini, karena poin kita tersampaikan. Walaupun tadi sempat ada sedikit gejolak, ya
wajar saja. Karena kita mendengarkan jawaban-jawaban yang kurang pas. Tapi intinya
sudah ketemu, kita kesepakatan, kita cukup puas,” pungkasnya. (Arif)