Nominator KKTM 2018 sedang mempresentasikant tulisannya di depan seluruh peserta dan dewan juri pada (4-6/12) kemarin.
|
Imam Safe’i, Sekertaris Direktur Ditjen Pendis mengaku bangga dan memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada para nominator yang hadir. Ia juga sangat mengapresiasi aktivis-aktivis mahasiswa yang di era milineal ini masih mau berkecimpung di dunia kepenulisan.
“Gagasan yang hanya dipikirkan akan lenyap ditelan waktu. Gagasan yang ditulis akan tetap abadi dan dikenang oleh pembaca. Dan gagasan yang dikerjakan akan dikenang sepanjang zaman,” tuturnya saat memberikan sambutan di depan para nominator.
Orang hebat itu, lanjut Imam, dapat diukur dalam dengan dua hal. Yaitu kemampuan dia berbicara dan menulis. Kedua kemampuan itu tidak akan bisa diraih tanpa memperbanyak bacaan-bacaan. Baik membaca teks ataupun konteks realita dunia.
Doktor riset Universitas Negeri Jakarta ini menyarankan kepada mahasiswa bahwa untuk memulai memulai menulis bisa berangkat dari empat aktivitas. Yaitu berfikir, menulis yang dipikirkan, mengerjakan yang ditulis, dan menulis yang dikerjakan.
“Kalau idea tau gagasan itu dijalankan oleh banyak orang, maka anda-anda semua inilah yang layak disebut sebagai the real leader,” tegasnya.
Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan, Syafriansyah, mengatakan panitia menerima hampir seribu artikel dan essay. Dari sekian pengirim itulah, panitia melalui dewan juri yang telah menyeleksi ketat seluruh karya akhirnya memutuskan mengambil 23 karya yang masuk nominasi. Yang terbagi dalam empat kategori, yakni artikel individu, artikel kelompok, essay individu, dan essay kelompok.
Adapun nominator-nominator yang masuk babak final adalah mahasiswa dari UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, UIN Bandung, UIN Surabaya, UIN Pekanbaru, IAIN Kudus, IAIN Salatiga, IAIN Surakarta, IAIN Tulungagung, IAIN Kediri, IAIN Metro Lampung, IAIN Manado, FAI Universitas Ibrahimi Situbondo, UNISU Jepara, STIQ Al-Quran Ittifaqiyah Ogan Ilir Sumsel, dan Universitas Nurul Jadid Probolinggo.
“Selamat kepada para pemenang. Tetaplah menjadi intelektualis mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi postitif terhadap kampus dan masyarakat,” pungkasnya. (RB/red)