KAMPUS, PARIST.ID - Mahasiswa sekarang ini harus mulai sadar lingkungan. Karena Indonesia sekarang ini berada diperingkat dua dalam penggunaan plastic setelah China. Maka dari itu saya menghimbau untuk lebih memperhatikan lingkungan hidup, terutama di kota Kudus ini.
Hal ini ditegaskan oleh Abdurrahman Aldila seorang pegiat lingkungan hidup dari Djarum foundation saat memberikan materi dalam Seminar bertajuk “Shalawat Sains dan Lingkungan” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa IPA pada Jum'at (30/11/18) di lantai satu Gedung SBSN IAIN Kudus.
MENYAMPAIKAN MATERI : Abdurrahman Aldilla menyampaikan materi dam seminar Hima IPA |
Aldila mengajak para mahasiswa untuk mengingat kembali akan peristiwa kematian seekor paus di perairan Wakatobi, dimana ditemukan ada sekitar 6 kg sampah plastik yang ada di perutnya.
“Di Indonesia banyak sekali dampak buruk yang ditimbulkan dari lingkungan yang tercemar oleh polusi dan sampah non-organik. Salah satunya, yaitu global warming yang menyebabkan puncak gunung Jayawijaya diperkirakan akan meleleh pada tahun 2020. Selain itu, kasus ditemukannya paus yang terdampar dan mati di pinggir perairan Wakatobi disebabkan karena banyaknya sampah plastik yang berada di tubuh paus tersebut,” terangnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, Tak hanya itu, kabar telah dinyatakannya punahnya spesies badak putih dan juga dampak Global Warming atau pemanasan global terhadap lingkungan hidup tidaklah baik, banyak aspek yang dipengaruhinya; diantaranya air, udara, pangan, dan juga kesehatan.
Oleh karena itu, perlu beberapa langkah untuk menyelamatkan lingkungan, seperti halnya dengan menanam pohon, mengurangi penggunaan kertas, efisien dalam berkendara, mengurangi penggunaan plastik, menghemat penggunaan listrik, menghemat penggunaan air.
“Untuk mahasiswa IAIN Kudus, saya berpesan untuk mengurangi penggunaan sedotan plastic. Karena sedotan plastik menjadi salah satu penyumbang limbah sampah yang paling banyak. Oleh karena itu, kalau kalian nanti beli es atau minuman lainnya usahakan tidak usah pakai sedotan,” katanya
Mijahidus shofa, peserta seminar mengaku bahwa ia baru sadar bahwa hal kecil seperti sedotan di warung-warung sangatlah berpengaruh bagi kehidupan kita. “Baru sadar bahwa sedotaan merupakan barang yang sangat lama diuraikan oleh tanah tinimbang sebuah kantong plastik,” ujarnya.
Sementara itu, Indah Sri Utami, salah seorang panitia dalam kegiatan tersebut berharap, dengan adanya seminar ini dapat membuat kita lebih peka terhadap lingkungannya. “Supaya Mahasiswa IAIN KUDUS terutama mahasiswa program studi IPA untuk mulai peduli dengan lingkungan mereka masing-masing,” pungkasnya.(Anam/Waf)