Parist.id, KAMPUS - Ada tiga peranan yang harus dipahami dan diimplementasikan mahasiswa dalam pesta demokrasi. Tiga peranan tersebut yakni mahasiswa sebagai kontrol politik, membangun pemikiran masyarakat, dan meningkatkan kesadaran mahasiswa di barisan depan.
Suasana seminar kebangsaan membangkitkan eksistensi mahasiswa dalam pesta demokrasi di era milenial di hedung SBSN Lt. Kampus Timur IAIN Kudus |
Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah, Abdul Karim, dalam Seminar Kebangsaan yang diadakan oleh DEMA Fakultas Tarbiyah. Seminar dengan tema Membangkitkan Eksistensi Mahasiswa Dalam Pesta Demokrasi di Era Milenial ini diadakan di Gedung SBSN lantai 1, Selasa (05/03/19).
Peran pertama yakni mahasiswa sebagai kontrol politik, artinya mengedapankan sistem pengawasan yang dimiliki mahasiswa.
"Tentunya pengawasan yang berbasis edukatif dan produktif dalam arti mendidik dan menghasilkan hasil bermakna. Lebih tinggi lagi daripada masa dulu sebelum kalian mengenal dunia mahasiswa," tambah Abdul Karim.
Kedua, lanjut Abdul Karim, mahasiswa dapat membantu membangun pemikiran masyarakat. "Supaya pesta demokrasi memiliki makna dengan adanya gerakan mobilisasi mahasiswa," jelasnya.
Kemudian terakhir, yakni meningkatkan kesadaran mahasiswa di barisan depan demokrasi.
"Mahasiswa. harus bisa menerjemahkan bahwa mahasiswa menjadi garda terdepan untuk mengembangkan sistem nilai di era milenial. Nilai tersebut yakni moral nilai ketuhanan nilai sosial," jelas Abdul Karim.
Sementara itu, Wakil Dekan III, Agus Retnanto dalam sambutanya berharap, mahasiswa harus bisa menentukan sikap meski menjadi pemilih pemula. Selain itu, meningkatkan pemahaman pengetahuan dan wawasan sehingga dengan mantap menentukan pilihan.
"Sikap seorang mahasiswa yang bijak adalah merasa memiliki bangsa karena sejatinya merekalah anak bangsa yang akan menjadi penentu masa depan," harapnya. (Umi)