KAMPUS - Suatu kurikulum harus mampu menghasilkan profil output mahasiswa berkualitas yang mampu menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan serta mempunyai sikap dan keterampilan yang bagus.
Hal tersebut disampaikan oleh Dosen UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Khoiruddin Nasution di acara workshop dalam rangka Penguatan Kurikulum dengan tema "Peluang dan Tantangan Alumni Program Studi Ahwal Syakhsiyyah Menghadapi Dinamika Hukum Keluarga Islam di Era Kontemporer" yang diadakan Prodi Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah di gedung Rektorat lantai 3 IAIN Kudus, Selasa (23/04/2019).
Acara ini dihadiri oleh beberapa tamu undangan dari Pengadilan Agama (PA) Kudus dan juga penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA) Kudus.
Menurut Khoirudin antara dosen, mahasiswa dan alumni penting melakukan kerjasama untuk mengevaluasi kualitas dan kekurangan kurikulum. Hal tersebut ditujukan sebagai bentuk penguatan kurikulum agar dapat menghasilkan alumni yang semakin berkualitas.
"Mahasiswa harus mampu berperan aktif dan teliti sebagai bentuk evaluasi apakah Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang digunakan sinkron dan sesuai dengan kenyataan di lapangan atau tidak," jelasnya.
Sedangkan, Dekan Program Studi Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah, Dr. Any Ismayawati mengatakan fakultas atau lembaga jangan hanya mengandalkan penilaian dari dosen dan lembaga terkait tempat mahasiswa menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN), tetapi juga melalui evaluasi dari stakeholder yang ahli di bidangnya mengenai kekurangan dan kelebihan kurikulum pembelajaran.
"Evaluasi dari stakeholder penting dilakukan. Jadi nanti ilmu yang dimiliki mahasiswa tidak hanya membahagiakan dosen dengan nilai-nilai yang tinggi saja," katanya.
Ia berharap workshop ini nantinya dapat menjadi bentuk pengembangan kurikulum dan penguatan perwujudan program studi Akhwal Syakhsiyyah nantinya.
"Saya harap mahasiswa terutama alumni bisa bersaing dan melahirkan stakeholders yang berkualitas," harapnya. (Ina/Fal)