KAMPUS – Gus Ulil Abshar Abdalla menjelaskan rohani yang sehat
adalah ketika manusia mampu membatasi kegiatan mengkonsumsi makanan dan minuman
dengan bijaksana dan tidak berlebih-lebihan. Sebab mengkonsumsi apapun yang
halal sekalipun secara berlebihan bisa merusak kehidupan rohani atau kejiwaan.
Hal itu disampaikannya dalam acara halal bihalal dan kopdar ngaji
ihya’ ulumuddin yang diadakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM)
PCNU Kudus bekerjasama dengan IAIN Kudus di aula SBSN lantai 1 IAIN Kudus, Jum’at
malam (14/06/2019).
“Manusia harus belajar menjaga rohaninya sendiri. Bagaimana Manusia
mencapai rohani yang sehat? Agar jasmani manusia tidak bersifat kasar maka ia
harus mengurangi konsumsi barang ataupun makanan secara berlebihan yang akhirnya
tidak mengandung manfaat,” katanya.
Dari segi kehidupan saja, Gus Ulil mencontohkan, kita hidup di mana
Kelimpahan kematerial yang sangat luar biasa. Berbagai jenis makanan siap
konsumsi mudah kita temukan.
ANTUSIAS : Para Jamaah Halal Bihalal dan Kopdar Ngaji "Ihya' Ulumuddin" bersama Gus Ulil Abshar Bbdalla. FOTO: Ali/PARAGRAPHFOTO. |
Imam Ghazali menerangkan dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, lanjut Gus
Ulil, rasa lapar dapat mempermudah melaksanakan ibadah dengan tekun.
"Barang siapa yang kekenyangan, maka ia akan menjadi malas
untuk melakukan berbagai ketaatan, tulisnya dalam kitab Ihya Ulumuddin,”
jelasnya. “Sebab begitu perut penuh, maka otak akan malas berpikir dan mudah
untuk tertidur. Maka jangan cemas terhadap lapar,” tambah Gus Ulil.
Gus Uili menegaskan bahwa teori Imam Al Ghazali tersebut sekarang
di praktikan beberapa kominitas dunia. Kini ada satu tren pola hidup yakni pola
hidup Minimalistik, yaitu dalam praktiknya kita mengurangi sampah dan membersihkan barang
yang sebenarnya tidak kita butuhkan di rumah.
“Barang yang tidak kita butuhkan di buang dengan cara mensedekahkan
atau mendistribusikan ke orang-orang yang mungkin lebih membutuhkan,” jelasnya.
Wakil LAKPESDAM PCNU Kudus, H. Asyrofi Masyito mengatakan ngaji
Ihya’ sekaligus halal bihalal ini merupakan untuk membersihkan hati, mental,
spiritual dan keilmuan. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar
IAIN Kudus yang telah bersedia bekerjasama dengan LAKPESDAM PCNU Kudus demi
suksesnya acara ini.
“Kami mengucapkan terimakasih karena IAIN Kudus sudah mau meminjami
tempat. Dan perlu kami sampaikan mayoritas pengurus NU itu ya dari IAIN Kudus
ini,” jelasnya.
Mewakili rektor, Wakil Rektor I Dr. H. Supaat mengapresiasi acara
ini. Karena selain mampu mencerdaskan bangsa di bidang ilmu spritual, bisa
memperkenalkan IAIN Kudus ke seluruh dunia sehingga bisa populer di kalangan
banyak masyarakat.
“Acara yang sangat bermanfaat. Semoga setelah mengikuti acara ini
nalar spiritual kita semakin terasah dan IAIN Kudus mampu di kenal sampai ke
penjuru dunia,” harapnya. (Windy/Al/Fal).