KAMPUS - Andu Bina Satuan Kwartir daerah Jawa Tengah, Dzunuwanus Ghulam Manar menjelaskan karakteristik golongan pramuka setelah penegak atau yang biasa disebut Pandega di era millenial adalah harus mampu melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan agar lebih produktif, efisien, pandai berkomunikasi, memiliki pandangan yang terbuka, Inovatif, tanggung jawab, mandiri, dan juga peduli terhadap sesama.
"Karakter itu penting, tidak dilihat dari pakaian yang kita kenakan tetapi dapat dilihat dari apa yg kita lakukan terhadap diri sendiri dan orang lain," jelasnya dalam acara seminar Latihan Gabungan Perguruan Tinggi (LATGAB PERTI) Se-Jawa dan NTB ke-14 yang diadakan oleh Racana Sunan Kudus-Rabi'ah al-adawiyyah IAIN Kudus bekerja sama dengan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga di SBSN lantai 1 IAIN Kudus, Kamis (28/06/2019).
Ketika kita sudah pandai berkomunikasi, lanjut Dzunuwanus, akan memudahkan dalam membantu sesama. Jika sudah begitu rasa simpati dan empati akan muncul dengan sendirinya.
"Manfaatkan teknologi dengan baik untuk membantu sesama," tuturnya.
Senada dengan Dzunuwanus, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah, Sinung Nugroho mengatakan bahwa sebagai pemuda khususnya Pandega di era millenial harus update data dan juga informasi sekaligus jejaring guna menghadapi kompleksitas masalah dan keterkaitan semua pihak masyarakat untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam menjaga keutuhan NKRI.
"Pemuda itu harus peduli, empati dan berbagi terhadap sesama demi keutuhan NKRI," kata Sinung.
Ia menambahkan, pemuda perlu menerapkan sikap kenegaraan dalam perbedaan pendapat, yaitu sikap semangat, inisiasi dan juga prestasi
"Tidaklah penting berapa kali kamu gagal atau berhasil, Tetapi yang terpenting keberanian untuk jatuh dan siap untuk bangkit dalam Kegagalan. Tetaplah rendah hati dalam prestasi yang dimiliki, " tegasnya.
Komandan Satuan Tugas Racana IAIN Kudus, Adi Wicaksono Nugroho mengaku kegiatan LATGAB PERTI ini dimaksudkan untuk menumbuhkan wawasan pramuka dalam hal ketanggapan bencana. Setelah itu, kegiatan dilanjut pada malam harinya tentang materi bagaimana cara memadamkan api dan juga kegiatan penanaman pohon Berkesi di ternadi.
"Output dari kegiatan ini diharapkan pramuka dapat siap dalam segala kondisi karena di Indonesia merupakan negara rawan bencana sebagai Pandega harus bisa tanggap bencana," terangnya. (Arum)