MALANG - Tokoh Nahdhatul Ulama', KH. Ahmad Muwafiq atau yang lebih dikenal Gus Muwafiq mengatakan eksistensi Islam sebagai umat yang terbaik di era globalisasi saat ini perlu dipertanyakan. Pasalnya, Islam yang dulu memiliki peradaban yang sangat maju masih bisa terkalahkan oleh bangsa lain yang tanpa disadari telah menguasai pasar dunia. Hal itu menjadi tantangan besar bagi para mahasiswa PTKIN.
"Ternyata Islam ditarik mundur di titik nadir supaya tidak dapat kembali maju ke depan," kata Gus Muwafiq pada acara PTKIN Bersholawat di panggung utama PIONIR IX UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Kamis (18/07/2019).
Kemunduran kejayaan Islam, Gus Muwafiq mencontohkan, bisa disebabkan oleh umat muslim sendiri seperti karena tidak bisa menghargai perbedaan baik dari segi agama, ras, suku dan lain sebagainya.
"Manusia itu disuruh Allah _Lita'arofu_ untuk mengerti satu sama lain dan harus ada pengertian. Kita umat Islam akan bertemu dengan bangsa lain yang berbeda dari suku, ras, dan agama seperti yang ada di Indonesia. Rasulullah bertemu dengan bangsa yang berbeda saja tidak masalah," jelasnya.
Oleh karena itu, Gus Muwafiq menambahkan, sebagai negara dengan umat muslim terbesar di dunia, umat muslim Indonesia harus mampu mempertahankan eksistensi Islam negaranya yang beranekaragam bangsa, suku dan budaya untuk perlu dibekali dengan narasi kebangsaan supaya tidak mudah terkejut dengan hal yang berbeda.
"Mari bersama-sama memahami Islam dari tingkat paling dasar sampai menjadi sempurna supaya negara ini menjadi _Baldatun Thoyyibatun_ ," tegasnya.
Selain itu, wakil rektor III UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. H Isroqunnajah mengatakan bahwa Indonesia Punya tantangan yang sangat besar untuk ke depannya. Tantangan itu sebuah hal yg tidak sulit jika kita terus bersama dalam kebhinekaan.
"Sebagai bangsa Indonesia jangan jadikan perbedaan sebagai pemicu untuk tidak bersatu. Apalagi sebagai negara yang mayoritas umat muslim. Umat muslim harus bisa mencontohkan perilaku yang baik di mata dunia nantinya," katanya. (Arum)