MALANG- Ada tiga misi utama dalam perhelatan PIONIR Ke-IX dengan tema "Mewujudkan Generasi Bangsa Yang Berkarakter dan Berprestasi" yaitu Memperkuat kebersamaan dan silaturahmi, melahirkan prestasi dan membangun pencitraan serta branding bagi PTKIN.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof Abdul Haris, di Lapangan utama Kampus 1 UIN Maulana Malik Ibrahim dalam pembukaan PIONIR ke IX, Senin (15/07/2019).
Prof Abdul Haris menjelaskan pertama, bahwa PIONIR dapat menjadi sarana untuk memperkuat kebersamaan tali asa, asih dan asuh antar civitas akademika dari 58 PTKIN yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia baik UIN, IAIN maupun STAIN.
"PIONIR dapat dijadikan sebagai jalur menyatukan kita semua untuk saling mengenal dan berasilaturahmi antar PTKIN," jelasnya.
Kedua, yaitu melahirkan prestasi. Menurut Abdul bertemunya para mahasiswa antar pulau, suku dan etnik ini dapat saling memberikan manfaat dalam bertanding, memberikan prestasi yang membanggakan dan saling menyambung tali kebangsaan
"PIONIR harus dijadikan tempat strategis unjuk kebolehan, unjuk karya dan unjuk prestasi. Mahasiswa perlu mengembangkan semangat fastabiqul khoirot yang artinya memberikan panggung bagi siapapun dan mencapai misi kualitas," ungkap Abdul.
Terakhir, ia menyampaikan bahwa publik harus diyakinkan mengenai kualitas dan branding dari mahasiswa PTKIN yang tidak kalah dengan mahasiswa Perguruan tinggi Umum dalam hal prestasi, Olahraga, Seni, dan Riset
"Semoga dengan adanya PIONIR di lingkungan PTKIN, dapat membangun citra positif dan branding akan eksistensi PTKIN dalam kancah nasional maupun internasional," harapnya.
Sedangkan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Phil Kamaruddin mengatakan bahwa PTKIN berperan sangat sentral untuk menyiapkan manusia yang berilmu, profesional. Dan menjadikan generasi bangsa Indonesia sebagai generasi yang kreatif, bugar, sehat, serta memiliki daya imajinasi dan apresiasi yang tinggi terhadap seni.
"Mahasiswa sebagai aktor yang penting dalam pengembangan PTKIN. Melalui event ini mahasiswa di dorong untuk memiliki kemampuan menemukan, menciptakan, dan melakukan pembaharuan agar dapat berkompetisi dengan anak bangsa yang lain," jelasnya.
Ia juga berharap dari PIONIR IX tahun 2019 ini, akan muncul ilmuwan, atlet olahraga, seniman dan para peneliti muda yang kompetitif, kreatif dan dapat berkontribusi pada pembangunan bangsa
"Jadikan PIONIR sebagai piranti untuk mengeksplorasi beragam potensi mahasiswa. Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya karena tidak sedikit mahasiswa yang ingin ikut event seprti ini juga," tandasnya. (Arum)
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof Abdul Haris, di Lapangan utama Kampus 1 UIN Maulana Malik Ibrahim dalam pembukaan PIONIR ke IX, Senin (15/07/2019).
Prof Abdul Haris menjelaskan pertama, bahwa PIONIR dapat menjadi sarana untuk memperkuat kebersamaan tali asa, asih dan asuh antar civitas akademika dari 58 PTKIN yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia baik UIN, IAIN maupun STAIN.
"PIONIR dapat dijadikan sebagai jalur menyatukan kita semua untuk saling mengenal dan berasilaturahmi antar PTKIN," jelasnya.
Kedua, yaitu melahirkan prestasi. Menurut Abdul bertemunya para mahasiswa antar pulau, suku dan etnik ini dapat saling memberikan manfaat dalam bertanding, memberikan prestasi yang membanggakan dan saling menyambung tali kebangsaan
"PIONIR harus dijadikan tempat strategis unjuk kebolehan, unjuk karya dan unjuk prestasi. Mahasiswa perlu mengembangkan semangat fastabiqul khoirot yang artinya memberikan panggung bagi siapapun dan mencapai misi kualitas," ungkap Abdul.
Terakhir, ia menyampaikan bahwa publik harus diyakinkan mengenai kualitas dan branding dari mahasiswa PTKIN yang tidak kalah dengan mahasiswa Perguruan tinggi Umum dalam hal prestasi, Olahraga, Seni, dan Riset
"Semoga dengan adanya PIONIR di lingkungan PTKIN, dapat membangun citra positif dan branding akan eksistensi PTKIN dalam kancah nasional maupun internasional," harapnya.
Sedangkan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Phil Kamaruddin mengatakan bahwa PTKIN berperan sangat sentral untuk menyiapkan manusia yang berilmu, profesional. Dan menjadikan generasi bangsa Indonesia sebagai generasi yang kreatif, bugar, sehat, serta memiliki daya imajinasi dan apresiasi yang tinggi terhadap seni.
"Mahasiswa sebagai aktor yang penting dalam pengembangan PTKIN. Melalui event ini mahasiswa di dorong untuk memiliki kemampuan menemukan, menciptakan, dan melakukan pembaharuan agar dapat berkompetisi dengan anak bangsa yang lain," jelasnya.
Ia juga berharap dari PIONIR IX tahun 2019 ini, akan muncul ilmuwan, atlet olahraga, seniman dan para peneliti muda yang kompetitif, kreatif dan dapat berkontribusi pada pembangunan bangsa
"Jadikan PIONIR sebagai piranti untuk mengeksplorasi beragam potensi mahasiswa. Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya karena tidak sedikit mahasiswa yang ingin ikut event seprti ini juga," tandasnya. (Arum)