KAMPUS - Kendala bahasa dan minimnya pengetahuan jama'ah haji menjadi ladang yang luas yang perlu digarap. Kendala tersebut menjadi peluang besar bagi mahasiswa Manajemen Dakwah (MD) di bidang pelayanan jama'ah haji untuk menguasai lapangan.
"Jama'ah haji rata-rata baru pertama kali datang ke Mekah dan Madinah. Mereka butuh guide, perlu pendampingan dan saya harap alumni jurusan dakwah mengisi peluang tersebut." Tutur Kasubdit Percepatan Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh Kemenag RI, Ali Zakiyudin dalam acara Sosialisasi dan workhsop bertema "Peluang dan Tantangan Biro Haji dan Umroh" di gedung SBSN lt. 2 IAIN Kudus, Kamis (12/09/2019).
Menurutnya, para alumni yang bekerja bisa mempelajari alur dan regulasi biro travel. Penguasaan Bahasa Arab menjadi tantangan dan pondasi pertama yang harus dimiliki sebelum menerjuni medan. Ketika sudah memahami seluruh alur kerja, para pendamping bisa mendirikan biro milik pribadi.
"Rekan-rekan pelajari semua. Pahami betul sektor-sektor yang menjadi peluang. Nanti buat menjadi owner travel." jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Rektor IAIN Kudus, Mudzakir mengamini arahan dan saran Kasubdit dari Kemenag RI tersebut. Ia menghimbau mahasiswa MD ikut andil dalam era 4.0 yang sedang ramai dibicarakan. Mahasiswa bisa bekerjasama dan menjadi bagian dari agen travel. Lambat laun mempelajari sistem dan mendirikan sendiri.
"Saya ingin setelah workshop itu ada terusannya, tidak malah wassalam. Bikin MoU dengan biro haji. Kalau sudah mampu bikin travel sendiri nanti," kata Mudzakir.
Bukan tanpa alasan, Mudzakir menyampaikan strategi dan langkah ke depan Prodi MD. Mahasiswa baru akan diatur agar nantinya bisa Kukiah Kerja Nyata (KKN) langsung bersama para jama'ah haji dan umroh. (Fandi)