KAMPUS – Mahasiswa harus mampu berperan aktif di masyarakat dalam memberikan contoh pendidikan politik yang baik. Sebagai orang berpendidikan, mereka dituntut untuk memberikan pencerahan di masyarakat.
“Mahasiswa menjadi panutan di masyarakat dan dianggap punya kepandaian yang lebih. Maka mereka harus mampu mengarahkan pandangan mayarakat ke arah yang lebih baik, jangan malah sebaliknya,” kata Wakil Ketua DPRD Kudus, Ilwani, dalam dialog politik, yang bertajuk “Peran Mahasiswa dalam Mengontrol Inklusifitas Parlemen Indonesia” yang diadakan oleh Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam di gedung SBSN lantai 1, Rabu (16/10/2019).
Untuk itu, lanjutnya, mahasiswa perlu memahami ilmu politik terlebih dulu agar tidak salah paham terhadap politik. Sebab, Orang yang tidak mengerti ilmu politik maka dia akan menyesatkan dirinya dan orang lain.
"Sebelum memberikan pemahaman kepada masyarakat kalian harus paham terlebih dahulu ilmu politik agar yang kalian sampaikan tidak menyesatkan," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, salah satu anggota DPRD Kudus, Ali Ihsan menyampaikan bahwa mahasiswa sangat ideal dalam menjadi pemimpin di masa depan. Sebab masa depan Indonesia berada di tangan generasi muda.
“Mahasiswa bisa aktif di BEM dan organisasi-organisasi yang ada di dalam kampus, ibarat kata sudah tiba di sebuah terminal, tinggal bisa memilih ke mana tujuan dan cita-cita yang kita inginkan tergantung dari kita,” jelasnya.
Sementara itu, Dosen IAIN Kudus, Muhtarom berpesan kepada mahasiswa agar mereka tidak apatis terhadap politik.
“Mahasiswa jangan anti terhadap politik. Karena kampus menjadi bagian penting bagaimana kinerja politik dan bagaimana memberikan masukan ke sana,” katanya.
Sebab menurutnya, mahasiswa yang terpaku pada bangku perkuliahan akan sulit untuk mengembangkan potensinya.
“Mahasiswa yang mampu untuk menunjukan berbagai disiplin ilmu, berbeda tipologi mahasiswa yang hanya kutu buku dan terfokus dengan jurusannya,” katanya. (Fatwa)