Oleh: Janifatur Rohmah Mustika Yanti*
Seonggok songkok beragam corak
Kuborong, lalu kutenteng di muka Bapak
Berharap salah satu kan tersemat di puncak kepalanya
Tika hari raya tiba
Siapa yang tak ingin mencecap harsa?
Pun menyaksikan senyum nan mengulum
Pada wajah yang usianya menjelang senja,
Sang pemilik punggung tangan yang tak pernah jemu kucium
Impian sederhana itu, kini tak lebih sebatas akara
Sebab raga terbentang aksa
Menuju tempat pulang pun tak kuasa
Tinggalah nestapa hinggapi atma
Badai corona membubarkan cita-cita hari rayaku
Pupuslah sudah angan-angan menuju tanah asal
Harapan tuk menimpakan songkok di atas insan terkasih jua gagal
Kendati keluarga menanti, mustilah kurelakan bersama selimut sendu
*Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Semester 4
Ilustrasi: http://tribunnews.com |
Kuborong, lalu kutenteng di muka Bapak
Berharap salah satu kan tersemat di puncak kepalanya
Tika hari raya tiba
Siapa yang tak ingin mencecap harsa?
Pun menyaksikan senyum nan mengulum
Pada wajah yang usianya menjelang senja,
Sang pemilik punggung tangan yang tak pernah jemu kucium
Impian sederhana itu, kini tak lebih sebatas akara
Sebab raga terbentang aksa
Menuju tempat pulang pun tak kuasa
Tinggalah nestapa hinggapi atma
Badai corona membubarkan cita-cita hari rayaku
Pupuslah sudah angan-angan menuju tanah asal
Harapan tuk menimpakan songkok di atas insan terkasih jua gagal
Kendati keluarga menanti, mustilah kurelakan bersama selimut sendu
*Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Semester 4