Dalam sambutannya, Jalil memberikan cerita sekaligus motivasi kepada mahasiswa untuk menganggap pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan. Sebab, setiap individu mempunya pola pikir yang berbeda, jadi setiap individu akan merespon ajaran Allah juga dengan cara yang berbeda.
“Adapun kualitas beragama ditunjukkan dengan dan seberapa tulus kita berserah diri kepada Allah” tuturnya.
Jalil juga menjelaskan, ada halnya ketika melakukan sesuatu jangan lupa untuk diniatkan kepada Allah. Karena dengan demikian, jika kita melakukannya semata-mata karena Allah, maka insyaalah akan mendapatkan pahala yang berkah. “Sedekah itu tidak harus kepada orang, memberi makan terhadap hewan juga termasuk sedekah,"
Selain itu, lanjut Jalil, ketika ada orang tua yang tidak sengaja melakukan kesalahan, maka kita boleh mengingatkan. Tentu saja dengan cara pendekatan normatif, yaitu menegur dengan halus sehingga tidak menyinggung perasaannya. Karena bagaimanapun, kita harus tetap hormat kepada yang lebih tua.
Sementara itu, Mahasiswa Baru Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI), Mufatimatuzzahro, menyebutkan, bahwa toleransi dan menghargai penting diterapkan dalam kehidupan.
“Saya sangat antusias sekali mengenai kajian ini, bahwa kita harus dapat menerima perbedaan yang ada, saling toleransi dan menghargai. Namun juga perlu contoh yang baik sebagai tauladan, pungkasnya.
(Mirna)