KAMPUS, PARIST.ID – Guna mencegah kluster penyebaran covid-19 dalam perhelatan wisuda ke-28 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus periode November 2020, keamanan dan ketertiban area kampus pun diperketat. Adapun pada hari pertama wisuda, menurut pemantauan Paradigma, petugas keamanan masih kuwalahan dalam mencegah adanya mahasiswa yang memaksa masuk tanpa izin dan keperluan penting.
Satuan Pengamanan (Satpam) Kampus Timur, Ahmad Noor Ahsani, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, sistem pengamanan untuk wisuda tahun ini memang diperketat meski di hari pertama merasa kuwalahan.
"Di hari pertama ini dalam mengatur orang yang keluar masuk kampus memang agak susah," ujarnya saat ditemui Paradigma usai acara wisuda pada Selasa, (17/11).
Ahsani menambahkan, untuk meratakan keamanan kampus, anggota satpam disebar di beberapa titik seperti di pintu masuk, belakang Gedung Rektorat, sepanjang ruas jalan lingkungan kampus, pertigaan Gedung P,J,K, perpustakaan, dan di pintu keluar. “Anggota satpam bergerak menjalankan tugas mulai pukul enam pagi dengan dibantu oleh Menwa, Polsek, maupun Polres,” tambahnya.
Kendala yang dihadapi dalam pengawasan wisuda tahun ini dari keterangan beberapa satman lainya yakni mengenai pengamanan dan pemantauan terhadap orang tua wisudawan dan kunjungan yang dibatasi karena masa pandemi. Salah satu keluarga wisudawan, Syaiful Umam, mengaku pengamanan area kampus memang sangat ketat.
“Dari pagi memang tidak diperbolehkan masuk, jadi mengantar langsung kembali lagi,” ujarnya.
Untuk penjemputan, imbuh Syaiful, pendamping wisudawan diharuskan memperlihatkan kartu penjemputan ke satpam. “Memang boleh kalau menjemput, tapi waktunya pun dibatasi dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” imbuhnya.
Tak berbeda dengan pendamping wisudawan yang wajib menunjukkan surat jemput. Salah satu pedagang buket asal Semarang, Ambar pun harus meminta izin dahulu ketika mau jualan di depan kampus. “Sebelum dagang memang harus minta izin dahulu,” katanya.
Ia juga mengeluhkan kondisi saat pandemi yang mengakibatkan penurunan penjualan. “Jarang ada kampus yang wisuda tetapi memperbolehkan pedagang untuk jualan,” tandasnya. (Olip/zn)