KAMPUS, PARIST.ID- Melalui Surat Keputusan (SK) Rektor IAIN Kudus Nomor 435 Tahun 2020, Rektor IAIN Kudus me-launching lembaga penerbitan IAIN Kudus Press di Hotel D’Season Premier Bandengan Jepara pada Jumat, (06/10). Usai resmi mendapat izin penerbitan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Pada 12 Maret 2020, IAIN Kudus Press memiliki fokus pada penerbitan dan publikasi ilmiah.
Rektor IAIN Kudus, Mundakir, mengatakan, pendirian IAIN Kudus Press ini akan mendorong aktivitas ilmiah berupa riset dan publikasi ilmiah dosen maupun mahasiswa. Lebih lagi mengacu pada sekian banyaknya penelitian dosen yang telah disubmit ke jurnal. “Menuntut dosen yang mau nulis buku, penelitian disertasi atau bahkan mahasiswa yang skripsinya bagus bisa diterbitkan,” katanya kepada Paradigma di Rektorat Lantai 2 IAIN Kudus.
Ia menambahkan, pada dasarnya, perguruan tinggi memiliki tiga ranah pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian yang harus diisi semua. “Menumbuhkan geliat kepenulisan menjadi salah satu poin yang harus ada,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur IAIN Kudus Press, Aat Hidayat, mengatakan, pengajuan izin IAIN Kudus Press di tahap pertama kepada Perpusnas dimulai pada Februari dan keluar pada Maret lalu. Kemudian di launching-kan pada November ini bebarengan dengan agenda evaluasi tahunan jurnal-jurnal IAIN Kudus.
“Sebenarnya tidak kepikiran untuk, karena sekalian di even yang relevan maka diresmikan untuk yang pertama kali,” katanya saat ditemui Paradigma di Gedung Perpustakaan IAIN Kudus pada Kamis, (12/11/2020).
Lebih lanjut Aat menerangkan, adanya IAIN Kudus Press ini berupaya mendorong tumbuh dan berkembangnya budaya literasi di kalangan civitas akademika IAIN Kudus. Serta mendorong diseminasi hasil kerja intelektual untuk kampus lebih maju. Adapun fokus utama IAIN Kudus Press yakni menerbitkan penelitian ilmiah para dosen. “Karena sejak dulu tulisan dosen hanya menjadi arsip saja,” terangnya.
Adapun sasaran utama IAIN Kudus Press tidak hanya dosen, tetapi justru mahasiswa juga perlu untuk terlibat. Keterlibatan mahasiswa sudah dimulai oleh buku pertama dan buku kedua yang merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa.
“IAIN Kudus Press tidak hanya membatasi dari karya dosen saja, tetapi kami menerima tulisan dari mahasiswa baik itu kelompok maupun individu,” tambah Aat.
Sampai saat ini, IAIN Kudus Press telah menerbitkan dua judul buku yaitu Konstekstualisasi Filsafat Pendidikan Islam karya Ahmad Fatah bersama mahasiswa perkuliahan dan Bunga Rampai Essai Perlaku Beragama Masyarakat di Tengah Pandemi karya Irzum Farihah dan mahasiswa yang diadopsi dari tugas KKN-IK-DR.
Hingga kini, imbuh Aat, masih ada sekitar 47 karya artikel ilmiah hasil penelitian yang sedang digarap oleh IAIN Kudus Press dengan target Desember bisa selesai dan kembali menerbitkan jurnal maupun buku.
Ke depan Aat berharap, dengan adanya IAIN Kudus Press ini hasil geliat ilmiah dan intelektual berupa karya ilmiah dosen, kreativitas mahasiswa, maupun perkuliahan mahasiswa bisa diterbitkan agar masyarakat luas juga bisa membaca dan bermanfaat bagi mereka.
Ia juga memiliki rencana dan mimpi agar kedepan IAIN Kudus mempunyai website khusus promosi buku dan karya lainya. Selain itu, ia berharap pula IAIN Kudus Press mempunyai Open Monograph Press (OMP) agar hasil penelitian bisa dimanfaatkan dan karya dosen bisa terekam dengan harapan bisa menjadi alternatif meningkatkan reputasi ilmiah dosen dan kampus.
Mendengar kabar dirilisnya IAIN Kudus Pers, Mahasiswa Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Muayyadahh, merasa gembira dengan adanya penerbit kampus tersebut dan mengaku ingin terlibat di dalamnya. Ia menilai dengan adanya IAIN Kudus Press bisa menambah kemajuan pers di lingkungan kampus serta mahasiswa bisa banyak dilibatkan dalam proses penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Saya sangat berharap launching kemarin bisa menjadi langkah awal bisa meningkatkan literasi di kalangan mahasiswa,” harapnya.
Berbeda halnya dengan mahasiswa PGMI sekaligus editor IAIN Kudus Press, Hasyim Asnawi, mengaku sudah menata niat dan semangat untuk program IAIN Kudus Press selanjutnya. Bersama 23 editor lainya, ia akan melakukan editing semaksimal mungkin meski baru pertama kali. “Sementara ini belum ada koordinasi, tapi rencana editor akan dikumpulkan dan mengerjakan bersama di November pertengahan,” bebernya. (ZN/Mirna)