KAMPUS, PARITS, ID - Lemahnya iman, menurut Rektor IAIN Kudus, Mundakir, akan menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan korupsi. Oleh sebab itu, ia meminta untuk memperkuat imannya terlebih dahulu guna melaksanakan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi.
Hal ini disampaikan Mundakir dalam bincang pengawas edisi 40 bertajuk Goes to UIN IAIN Kudus Geber ZI WBK pada Selasa, (24/11) melalui live streaming Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada 2020 ini, IAIN Kudus diberi kesempatan untuk mengikuti duta Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi dan menjadi kebijakan unggul akademik di IAIN Kudus yang berkaitan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan bidang penelitian.
“Harapannya untuk memperkuat iman, perlu diedukasikan kepada seluruh warga kampus terutama para ASN supaya melaksanakan ajaran-ajaran tersebut sebagai bagian dari reformasi birokrasi,” katanya.
Untuk bagian reformasi birokrasi, imbuh Mundakir, dengan hal-hal kecil seperti disiplin waktu telah diterapkan pihak IAIN. Melalui upayanya mengadakan rapat, pembelajaran, dan sebagainya harus sesuai disiplin waktu agar terciptanya kualitas pembelajaran.
Sedangkan bagian perkuliahan, untuk menjalankan disiplin waktu pihak kampus memberikan fasilitas melalui aplikasi smurt yang sudah disediakan. “Dengan begitu akan ketahuan siapa yang datang terlambat dan siapa yang tepat waktu meskipun orang itu adalah narasumber dalam seminar, pegawai, dan juga dosen dalam proses belajar mengajar,” tutur Mundakir.
Jika tidak disiplin waktu akan ditegur oleh pihak atasan agar membuat ASN semakin disiplin dalam menjalankan pekerjaannya. Mengingat visi IAIN Kudus ialah Islam terapan, Islam yang nyata dilakukan ditengah masyarakat di wilayah birokrasi dengan disiplin kantor, tidak korupsi, tidak kolusi, dan sebagainya.
Selain disiplin waktu Mundakir juga memberikan pesan kepada ASN dan masyarakat kampus mengenai bagaimana cara bijak dan cerdas dalam bermedia. “Ketika mendapat berita jangan langsung di bagikan, melainkan dicek kembali berita itu benar atau tidaknya. Hal ini dapat merugikan dan berpotensi memecah belah umat,” ujar Mundakir.
Untuk mengantisipasi semacam itu, Mundakir meminta mengimbangi berita-berita yang positif seperti yang sudah terlaksana melalui program KKN IK DR kemarin. Berbasis integrasi kompetensi dari rumah dengan jumlah KKN daring 2500 maka KKN diisi dengan konten media sosial yang bermanfaat. ( Aida/Mirna)