KAMPUS, PARIST.ID- Wisudawan Pendidikan Agama Islam, Muhammad Sirril Wafa berhasil menempuh masa studi S1 dengan waktu kurang lebih 4 tahun. Meski dalam keseharianya mengajar, berorganisasi dan murojaah hafalan, sederet kesibukan itu pun tak membuat Siril Wafa merasa terbebani dan berleha-leha dalam menyelesaikan masa studinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
Ia memiliki slogan sendiri sebagai pegangan untuk menyeimbangkan waktu kuliah, mengajar maupun berorganisasi. “Yang saya pedomani itu yakni dengan biasa maka kita bisa, dengan bisa maka kita biasa,” ujar Wafa, sapaan akrab.
Pasalnya, Wafa sudah mulai berkhidmah mengajar di Pondok Tahfidz Al-Husna, dan SMP Tahfidz Zhilalul Qur'an Mayong, Jepara sejak semester 3. Ia berprinsip jika mencari ilmu tidak ada batasnya dan mengajar adalah bentuk dari pengamalan ilmu yang didapat dari kampus.
"Mengajar itu tidak harus menjadi sarjana terlebih dahulu, tidak perlu menunggu lulus untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang kita dapat,” paparnya kepada Paradigma via Whatsapp Kamis, (19/11).
Selain mengajar, Wafa juga juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu JQH As-Syauq dan fokus dalam devisi kaligrafi. Berkat ketekunanya dalam bidang kaligrafi, kini ia banyak menerima orderan kaligrafi. Tidak hanya itu, ia juga sering menjuarai beberapa perlombaan kaligrafi baik tingkat kabupaten maupun provinsi hingga kancah nasional.
“Kemarin sempat ditawari lomba acara pionir di Malang, tapi kyai saya tidak mengizinkan akhirnya tidak jadi ikut,” katanya.
Ke depan, Wafa mengaku akan lebih fokus berkhidmah di bidang pendidikan. Ia berharap pula, jika ke depannya kampus IAIN Kudus bisa lebih maju dan bermutu. “Bukan hanya gedung dan fasilitasnya saja yang di upgrade tapi SDMnya juga,” pungkasnya. (Aulia)