KAMPUS, PARIST.ID – Wisuda ke-28 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus yang digelar di masa pandemi, menjadikan tidak adanya pendampingan dari orang tua atau wali wisudawan. Untuk mencegah kluster penyebaran wabah covid-19, pendamping hanya diperbolehkan menjemput wisudawan.
Rektor IAIN Kudus, Mundakir dalam sambutanya, mengatakan, memang ada sesuatu yang mungkin dirasa kurang karena ketidakhadiran pendamping termasuk keluarga. “Hal ini terpaksa kami lakukan guna mencegah penyebaran dan peneguran oleh satgas covid,” katanya.
Ia juga menekankan, agar setelah selesai prosesi wisudawan diharapkan unttuk langsung pulang. “Tidak boleh berkerumun di kampus, kalau mau selfi ya secukupnya saja,” tandas Mundakir dalam acara wisuda hari ke-3, Kamis, (19/11) di Kampus Timur IAIN Kudus.
Salah satu wisudawan Pogram Studi Ekonomi Syariah, Syafi’i Masudah menunjukkan kegembiraannya terkait digelarnya wisuda offline. Meski demikian, Syafi’i lebih senang menjalani wisuda online karena bisa didampingi langsung oleh orang tua. “Kalau disuruh memilih saya justru lebih suka kalau online karena bisa ditemani kedua orang tua tentunya,” ujarnya kepada Paradigma.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu orang tua wisudawan, Erli Parianti, ia juga turut merasa sedih karena tak bisa mendampingi putrinya dalam wisuda offline. “Kami para orang tua hanya mengantar sampai parkiran, lalu anak-anaknya masuk sendiri,” ungkapnya.
Meskipun begitu, Erli tetap mendukung prosesi wisuda offline yang dijalani oleh putrinya. “Harus dimaklumi karena memang keadanya seperti ini,” pungkasnya. (Dea/Santi)