Paradigma Institute (PARIST) Penerbit untuk pertama kalinya mengadakan pelatihan dan monitoring penerbitan buku. Mendapat dukungan dari Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI, pelatihan yang berlangsung di Rumah Makan Gentong Sehat, kecamatan Jati, Kudus ini diikuti sekitar 20-an peserta.
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) sekaligus Supervisor Kemnaker, Muhammad Kafi mendukung penuh adanya pelatihan dan monitoring penerbitan buku ini. Meskipun menjadi satu-satunya kwu (kelompok usaha baru) yang menggeluti penerbitan buku di jawa tengah, ia percaya parist penerbit dapat menjalankan proses usaha di bidang penerbitan. “Mohon nanti dilapori garis besarnya seperti apa, saya percaya program ini dapat bermanfaat,” ungkap Kafi.
Menyambung dari yang disampaikan Kafi, Pimpinan redaksi suaranahdiyyin.com Rosidi mengatakan jenis usaha ini berbeda karena tidak hanya berfokus pada profit materi saja. Tetapi, sambung Rosidi, ada output lain yang menjadi penting untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yakni produk literasi.
Selaku narasumber pertama Rosidi menyampaikan dua poin penting dalam proses editing naskah, poin pertama adalah kesabaran, poin kedua adalah ketelitian.
“selain dibutuhkan kesabaran, kita diuji menelisik lebih dalam terkait diksi yang digunakan,” papar Rosidi.
Ia juga mengatakan, ketika editor sabar dalam membaca naskah, ia akan mendapatkan input intelektual terlebih dahulu sebelum orang lain.
“sebelum orang lain membaca, kita sudah khatam,” tuturnya.
Selanjutnya, pemateri kedua, Mirza Muhammad Iqbal menyampaikan prinsip pembuatan konten atau copywriting. Menurutnya konten kreator harus mengetahui tujuan pembuatan konten dan memahami audien. “kita harus menyesuaikan konten dengan audiens kita, dengan cara riset,” terangnya.
Mirza menambahkan, ketika ingin menarik audien, konten kreator juga dapat menerapkan konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action)
“Slide pertama itu penting, bagaimana cara kita agar audien tertarik dengan konten kita,” pungkas Mirza. (sim)