Foto: Dok. Pribadi/ISTIMEWA |
Kampus, Parist.id - Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi menyelenggarakan pelatihan vokasi bertajuk Hudurul Qolb Practitioner (Psikoterapi Ghazalian). Diikuti oleh dosen dan perwakilan mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi, pelatihan ini berlangsung di Gedung Perpustakaan IAIN Kudus Lantai 4, Jum’at (08/01).
Menghadirkan perintis Psikologi Ghazalian selaku narasumber,
dengan cakap Ricky Firmansyah memaparkan bagaimana proses Psikoterapi Ghazalian
pada masalah stres. Ricky menyampaikan bahwa Psikoterapi Ghazalian merupakan
psikoterapi dalam perpektif islam yang mempunyai tiga aspek tindakan, yakni
pemikiran, perilaku dan lisan.
“Salah satu tindakan lisan dalam Psikoterapi Ghazalian
adalah dzikir. Melalui berdzikir kita bisa mengendalikan stres dengan mengatur detak
jantung menjadi lebih stabil,” jelasnya.
Menanggapi apa yang disampaikan Ricky, Dosen Tasawuf dan
Psikoterapi Meta Malihatul Maslahat menyatakan saat ini negara barat sudah
banyak melakukan improvisasi dalam teknik terapi. Hal ini berbeda dengan psikoterapi
ghazalian yang memiliki sentuhan ajaran Islam, sehingga teknik ini tidak hanya sebagai
obat tetapi juga sebagai sarana beribadah.
“Sehingga diharapkan kita memiliki hubungan lebih dekat dengan Allah,” tuturnya.
Sementara itu, Slamet, mahasiswa prodi Tasawuf dan
Psikoterapi mengaku baru pertama kali mempelajari psikoterapi ghazalian. Slamet
tertarik karena mendapat pengetahuan bagaimana cara mengelola diri untuk menghadapi
masalah.
“Ternyata ilmu yang dikembangkan Al-Ghazali bukan hanya Ilmu
Tasawuf, tetapi ilmu psikoterapi juga” ungkapnya. (Zakiya/Muna)