Buku Nasihat Cinta dari Ibunda |
Judul Buku :
Nasihat Cinta Dari Ibunda
Penulis :
Irsyad Roqiyul Azmi
Penerbit :
Parist Penerbit
Cetakan :
Kedua, November 2020
Tebal :
152
ISBN :
978-602-0864-48-8
Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya.
Meskipun terkadang petuah dan nasihat ibu sering diabaikan bahkan dianggap kuno
oleh anaknya sendiri karena telah mencampuri urusannya, termasuk dalam kisah
asmara. Buku ini hadir untuk menolak stigma negatif tersebut dan menunjukkan
nasihat-nasihat ibu yang masih relevan
sampai sekarang.
Buku yang menggambarkan representasi wujud cinta dan perduli
terhadap putranya. Juga wujud bakti
seorang anak yang sangat menghormati ibunya. Mengamini segala nasihat-nasihat
ibu, lebih-lebih dalam urusan cinta. Lewat buku ini pembaca akan ditarik masuk
dalam dimensi kehidupan nyata. Bagaimana seorang anak mengaplikasikan
nasihat-nasihat ibunya di kehidupannya secara nyata, dan ia percaya ada hal tak
terduga selalu membawa berkah atas takdim kepada ibunya.
Buku non fiksi ini terbagi dalam tiga bagian. Pada bagian
awal diselipi pengantar dari KH. M. Ulil Albab Arwani pengasuh pondok tahfidh
Yanbuul Qur’an Kudus dan juga dari penulis. Bagian I ini pembaca akan disuguhi
17 cerita yang masing-masing menggambarkan petuah cinta dari sang ibu untuk
putranya.
Pada cerita pertama
sampai ketiga, pembaca langsung disuguhi nasihat-nasihat ibu perihal
penantian jodoh. Wejangan sekaligus teguran bagi putranya dalam menemukan pendamping hidup.
Bagaimana memilih istri yang benar-benar mencintainya lewat ketaatannya.
“Pilihlah wanita yang benar-benar mencintaimu, nang. Tanda cintanya wanita itu
terletak pada ketaatannya. Puncak cinta seorang istri adalah ketaatannya pada
suami,” (hal 18).
Wejangan-wejangan yang tersirat lewat pesan ibu perihal
bagaimana seorang lelaki harus bersikap. Mencintai istri dengan sepenuh hati,
bukan dengan membentak apalagi menghujat. Kesaksian ibu atas kekuatan cinta
dalam pernikahan, pernikahan yang menjadikan jalan menuju ketakwaan. “Nang,
jadikanlah istrimu jalan menuju surga. Jalani dengan penuh cinta, agar
menggiringmu semakin dekat kepada-Nya. Mampu membuatmu semakin takwa, sebab
berkah dari syukurmu,” (hal 22).
Memilih seorang istri berarti menerima segala kekurangan dan
menghargai keberadaannya. Membaca buku ini, kita juga akan diajak untuk
mensyukuri apapun pemberian rezeki dari Allah SWT.
Pada cerita
selanjutnya, pembaca akan digiring untuk memasrahkan segala urusan kepada
Allah, termasuk menitipkan jodoh kepada-Nya. “Jangan pernah hanya mengejar
kesempurnaan pasangan. Apapun yang terjadi, itulah bagianmu. Jodoh itu
rezekimu, hanya diberikan untuk mu. Menghargai keberadaannya adalah bentuk
syukurmu,” (Hal 25-26).
Betapa tulus dan perdulinya ibu. Dalam doanya yang makbul.
Ia selalu memiliki cara unik dalam mengekspresikan cintanya. Bahkan seorang ibu
rela melepaskan kebahagiaannya demi kebahagiaan anaknya. Hal sekecil apapun
dalam tumbuh kembang buah hatinya adalah anugerah kebahagiaan bagi ibu. Dalam
cerita ketujuh ini pembaca akan merasakan lengkapnya wejangan ibu, cerita ini
melibatkan fitrah ayah, ibu dan anak . “Jangan pernah membentak ketulusan ibu,
dengan kamu membentak anaknya. Tidak ada seorang ibu yang rela melihat anaknya
dibentak. Seorang ibu pasti ikut merasakan sedih. Begitupun sebaliknya,” (hal
34).
Laki-laki adalah kepala keluarga. Dan sebaik-baiknya kepala
keluarga adalah ia yang mampu meneladani sikap Nabi Muhammad Saw. Lagi-lagi ibu
mengingatkan putranya yang kelak akan menjadi ayah. Ibu juga mengingatkan agar
putranya dapat belajar tersenyum seperti ayahnya meskipun sedang dihantam
banyak permasalahan. “Meneladani kanjeng Nabi Muhammad Saw yang tidak pernah
mengeluarkan amarah terhadap anaknya. “Seorang anak butuh dididik dengan hati,
bukan dihakimi tanpa dimengerti,” (Hal 35).
Masuk ke bagian II, penulis menyuguhkan makna cinta menurut
kiai. Ada 13 penjelasan cinta menurut para kiai pilihan penulis. Ditutup di
Bagian ke III penulis memberikan tirakat mendoakan anak, mulai dari dalam
kandungan, menuju melahirkan, lahir hingga tumbuh besar.
Buku ini pas dibaca untuk kalangan anak muda yang masih
dalam menitih karir, atau remaja yang sedang bimbang ihwal jodoh. Tidak hanya
untuk dibaca kalangan putra saja, buku ini juga perlu dibaca kalangan putri
sebagai washilah. Nasihat-nasihat ibu dalam proses menuju ridha Allah SWT
membangun keluarga yang harmonis sesuai ajaran islam.
Meskipun setelah membaca, ada beberapa yang tidak sinkron
antar bagian. Kiranya itulah sedikit kekurangan dari buku ini. Buku ini pas
dibaca muda-mudi dan dijadikan sebagai referensi memperbaiki diri. Agar
dimudahkan dalam penantian jodoh menuju pertemuan dan membersamainya kelak
hingga ke jannah-Nya.
*Diresensi oleh Windy Aprilya Pangastutik, Mahasiswa PGMI
IAIN Kudus