ilustrasi: vivi/paragraph |
Punya Kesempatan
Oleh: Aida Salam
Perjalanan terasa rumit untuk waktu cukup singkat
Mendekap terjal, menyapu debu anjasmara
Sekalinya ku dengar asma
Termaktub dalam galian tanah Persia
Hmmm
Rasanya aneh jika membual tak berdasar
Menaruh duka yang sempat ku genggam
Sisi gelap hadir tidak bermoral
Benar-benar tersungkur
Andil akal mengonsumsi delusi perang
Peranku hilang ketika kasih sudah menghilang
Ternyata itulah mengapa
Manusia diberi kesempatan belajar
Untuk memperkuat iman
Ketika perannya sudah selesai
Mereka punya pilihan
Surga atau Neraka
Ingat ya!
Manusia bagian dari makhluk
Jadi jangan merasa berkuasa
Berperan diposisi yang sewajarnya
Bagiku lebih baik adanya
Dengan begitu,
Akan ada kedamaian untuk keselamatan
Salam
09/01/21
Pejuang Jalanan
Tersenyum bukan tentang medali
Tangan hampir patah
Tak sekalipun kenal pasrah
Waktu istirahat mulai berkurang
Bersama orang terkasih pun menjadi jarang
Bahkan harus rela untuk tidak merasa tenang
Hidup dijalan memang banyak rintangan
Belum lagi beban barang tentengan
Jiwamu tetap mematri
Dunia wadah suka duka
Sekalipun candaan berlebihan
Nyaris langkahmu akan miris
Sepak terjalmu menjadi tragis
Kau merasa baik-baik
saja
Dariku
Untukmu pedagang asongan
Begitulah perjuangan
Memberikan pelukan terbaik kepada seseorang
Hingga tersemat menjadi pejuang
Angin itu telah berkabar
Dirimu butuh istirahat, agar siasat hatimu menjadi tentram
Pada akhirnya semua hanya tentang merelakan
Salam
10/01/21
Berhenti di Pinggir Jalan
Saat nanar, tatapannya kelam
Berjarak pada kasih yang tak terlupa
Apalagi menentukan pilihan
Seolah menuntut wewenang kemenangan
Sementara waktu, kejam mengambil detiknya jam
Sebab nahas harapan tidak lagi jadi prioritas
Ruang terasa asing
Pasti tidak akan terpisah dari keraguan
Pertemuan tergila pada waktu yang berbeda memang miris
Sepanjang perjalanan terluka
Tawa tidak terlihat saja
Pada akhirnya semua dipaksakan baik-baik saja
Walau deru ombak tak lagi bersuara
Berjanjilah setia
Walau dunia tak lagi ceria
Belajarlah menerima
Karena dewasa bukan soal usia
Tapi berani untuk menahan luka
Sini duduk sebentar
Berhenti dulu, tidak perlu dipaksakan
Jangan terburu-buru mengambil keputusan
Nanti salah jalan
Salam
12/01/21.
*Penulis adalah Mahasiswa Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan
Sosial