Judul buku : Haram Keliling Dunia
Penulis : Nur Febriani Wardi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 296 halaman
Tahun terbit : Cetakan ke 2, Mei 2013
Jalan-jalan keliling dunia memang menyenangkan, namun tidak semua orang dapat melakukannya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kita bersungguh-sungguh dan berusaha, pastinya harus diiringi dengan doa. Penulis berhasil membuktikannya lewat buku ini dan menceritakan bagaimana kisah kegigihan serta kenekatannya agar bisa keliling dunia.
Setelah membaca novel ini, kita akan mengerti bahwa kata "Haram" dari judul novel ini bukan berarti larangan, tapi kisah perjalanan dalam buku ini berawal dari wilayah Haram Arab Saudi. Ceritanya saat usianya menginjak 22 tahun, Nur Febriani Wardi berkesempatan menunaikan ibadah haji dari hasil pembagian penjualan tanah.
“Entah bisikan dari mana yang memberiku ide, malam itu aku menghadap bapakku kembali. Setelah bersemedi…..Bismillah…pak, saya mau….ikut haji.” (265)
Dari sini perjalanan keliling dunia pun dimulai. Berbagai cerita terjadi salah satunya terjadi di Masjidil Haram. Misalnya, ketika penulis berhasil mengelabuhi petugas dan menyelundupkan ponselnya ke dalam masjidil Haram, pada saat itu memang dilarang untuk membawa alat perekam. Sebagai haji yang terbilang cukup muda, penulis menjadi salah satu yang paling diandalkan oleh para jamaah untuk membantu menyelesaikan banyak hal. Seperti yang melibatkan bahasa dan teknologi.
Banyak tempat di tanah Haram yang katanya paling makbul untuk berdoa. Hal tersebut tidak di sia-siakan oleh penulis, setelah sampai di depan Ka’bah dan Raudhoh, ia berdoa agar bisa kuliah S2 di luar negeri dan bisa keliling dunia.
“Doa perioritasku yang selalu kusebut berulang ulang agar mimpiku bisa terwujud, yakni S2 di luar negeri dan keliling dunia.” (267)
Berkat doa, usaha dan kerja kerasnya, akhirnya mimpi itu pun terwujud dan penulis berhasil diterima di Institut of Social Studies of Erasmus University Rotterdam.
Tentu saja, “Haram keliling dunia" ini tidak hanya menampilkan kisah perjalanan dan petualangan di berbagai negara saja. Tetapi juga terdapat berbagai informasi yang disisipkan dalam novel ini dengan kemasan yang rapi dan lucu. Misalnya kisah perjalanan penulis di Austria, kita bisa mengambil hikmah pentingnya mencari informasi untuk persiapan sebelum melakukan perjalanan. Tujuannya tidak lain adalah memaksimalkan ketika kunjungan atau perjalanan.
Novel ini juga menunjukkan betapa pentingnya menguasai berbagai bahasa selain bahasa Inggris. Sebab, penulis sendiri sempat mengalami kendala dalam hal berkomunikasi.
”Tiba tiba aku menyesal tidak bisa bahasa Belanda. Aku merasa seperti alien....Hiks....” (46)
Kesukaan penulis akan traveling membuatnya nekat. Bahkan saat padat-padatnya tugas kuliah, penulis tetap mencari akal agar bisa traveling di Eropa. Beberapa teman mahasiswanya pun berhasil "diracuni" dan diajak menjelajahi tanah Eropa. Dalam setiap perjalanan penulis sering didampingi temannya yang bernama Yecong, yang dijuluki penulis sebagai My travel buddy.
”Aku menggelarinya My travel buddy, sangking seringnya dia ikut jalan bersamaku.” (60)
Secara pribadi, penulis mengakui bahwa pengalaman ini tidak memenuhi syarat untuk perjalanan dunia. Padahal, keliling dunia di tengah padatnya urusan dan tugas kuliah adalah suatu hal yang luar biasa.
”Aku dan teman-temanku yang nekat kabur ke Spanyol ini masing-masing membawa PR essay ke Barcelona dan Madrid”. (23)
Banyak cerita seru dan foto-foto indah (berwarna) dalam novel ini. Cover dalam Novel ini menurutku sudah menarik, di tambah juga dengan judul yang membuat orang penasaran. Saya suka warna ceria yang ditampilkan di covernya. Secara fisik, buku ini juga sangat bagus. Keunggulan lain dari buku ini adalah adanya quotes yang ada di setiap pemisah judul cerita dan juga foto-foto yang menggambarkan keadaan di sana.
Sayangnya, sumber tautan yang ditempatkan di halaman tersebut terlihat agak mengganggu. Saya pikir akan lebih baik jika ada halaman khusus di bagian belakang. Mengenai salah ketik, saya ingat itu terjadi hanya sekali. Namun, ini tidak penting. Bukunya masih mudah dibaca (karena bahasanya ringan dan menarik), tentu saja banyak yang bisa diambil dari cerita-cerita di dalamnya.
Menurut saya, novel ini sangat recommended untuk dibaca, terutama bagi yang suka traveling keliling dunia. Karena selain memberikan skill dan strategi menjadi traveller sejati, setiap episode dari novel juga disisipkan nilai-nilai moral. Novel tersebut banyak berisi mengenai informasi tentang setiap negara yang di kunjungi, dan tentunya dengan gaya bahasanya yang ringan dan mudah dipahami.
*Diresensi oleh Kholilur Rohman, Mahasiswa Tadris IPS