Foto: Istimewa |
Surakarta, parist.id – Pandemi Covid-19 seakan membatasi
seluruh kegiatan manusia termasuk dalam berkarya. Untuk tetap menjaga
konsistensi berkarya dengan segala keterbatasannya, manusia harus mampu beradaptasi
dan mengeksplorasi medium baru.
Hal ini diungkapkan oleh Sastrawan Joko Pinurbo dalam
Webinar Gelar Panca Pustaka Sastra yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kota
Surakarta melalui Live Streaming Youtube dan Zoom Meeting, pada Selasa
(23/03/2021).
“Dalam waktu singkat kita harus beradaptasi dengan teknologi digital karena banyak kegiatan yang dialihkan melalui media daring,” ungkap penyair kelahiran Sukabumi tersebut.
Jokpin, sapaan akrab Joko Pinurbo mengatakan, masa pandemi ibarat
masa sabatikal atau masa mawas diri. Artinya, masa ini sangat tepat untuk manusia
merenungkan dan merefleksikan kembali laku hidup dengan lebih jernih dan
tenang.
“saatnya merenovasi diri, menyusun kembali kemanusiaan yang hancur oleh ambisi sendiri,” kata Jokpin.
Dua naskah puisi ‘Salah Piknik dan Sepotong Hati di
Angkringan’ yang berhasil diterbitkan secara bersamaan baru-baru ini, kata Jokpin, adalah
sebagai bentuk laku keprihatinan Jokpin terhadap keadaan saat ini.
“Sebetulnya dua karya buku saya hanya untuk itu, mengajak pembaca untuk berkontemplasi (merenung –red) supaya tidak mengalami disorientasi (salah arah –red),” ungkapnya.
Berbeda dengan Jokpin, Sastrawan dan Teaterawan Sosiawan
Leak mengatakan bahwa setiap keterbatasan adalah ruang yang maha luas bagi
kreativitas.
“pandemi ini kan segala hal dibatasi, jika ingin berkarya maka bebaskan masyarakatnya,” katanya dengan lugas.
Menurut Leak menulis dalam keadaan tenang adalah hal biasa. Baginya,
menulis dalam keadaan terancam akan
menjadi tantangan tersendiri.
“Ketika saya berada di tengah khalayak umum seperti naik bus
atau transportasi umum, kesempatan itu saya gunakan untuk menulis atau menabung
gagasan,” ujarnya. (Aida/Rodhi)