WARNA-WARNI : Anak-anak antusias mewarnai objek gambar menggunakan crayon dan pensil warna di Taman Dolanan, Minggu (04/04). Foto: Mahiroh/Magang |
Kudus, parist.id - Komunitas kreatif Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) kembali menggelar acara Guru Pagi (Guyup Rukun Pagi) secara offline. Sebagai upaya pengenalan budaya pada anak, KBPW mengadakan berbagai kegiatan di Taman Dolanan salah satunya lomba mewarnai bertema 'budaya' pada Minggu (04/04).
Izzatul Mustafiah Elmutiah, Koordinator Taman Dolanan, mengatakan lomba ini diikuti oleh kurang lebih 50 siswa undangan dari RA Miftahul Huda Lau dan PAUD Kasih Bunda Gondo Sari.
"Ada 3 sekolah yang kami undang, 1 belum bisa hadir," kata Izza.
Selain lomba mewarnai, ada beberapa permainan tradisional diantaranya egrang, sprento, dakon, bekelan, dan mul-mulan yang bisa dimainkan oleh anak-anak di Taman Dolanan. Izza berharap Taman Dolanan di KBPW dapat menginspirasi desa lain untuk memperkenalkan budaya kepada anak-anak.
"Semoga para generasi muda tidak lupa akan indahnya keberagaman budaya Jawa," harapnya.
Musyafa, panitia sekaligus juri lomba memaparkan makna gambar yang dijadikan objek mewarnai anak-anak yaitu gambar anak laki-laki memakai baju adat Jawa (baju lurik dan blangkon) sedang bermain egrang.
"Gambaran orang Jawa ya seperti itu. Jadi kita tidak melupakan budaya kita dan permainan-permainan kita. Tentunya kita bisa mengenang kembali dan memperkenalkan kepada anak-anak,” jelasnya.
Salah satu guru pendamping, Ni'mah, mengatakan kegiatan ini sangat menarik dapat meningkatkan kegiatan kebudayaan. Terutama dolanan tradisional yang hampir punah karena teknologi, sehingga anak-anak cinta dengan budaya lokal.
"Hanya untuk tempatnya agar bisa diperluas lagi, karena banyak anak-anak yang ingin ikut serta dalam kegiatan ini," ujarnya. (Astuti,Mahiroh/Magang)